SUGENG RAWUH SEDEREK-SEDEREK
SELAMAT MENIKMATI

Laman

Search This Blog

Thursday, October 31, 2013

MU'JAM AL-MUFASHAL FI AL-I'RAB



I.         BIOGRAFI KITAB المعجم المفصل في الإعراب.



Nama Kamus              : المعجم المفصل في الإعراب.
Pengarang                   : Thohir Yusuf Al-Khatib
Pengoreksi                  : Dr. Amil Badi’ Ya’qub
Penerbit                      : Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah
Tempat Terbit             : Beirut
Tahun Terbit               : 2000
Cetakan Ke                 : Tiga (3)
Bahasa Tranliterasi     : Arab-Arab
Jumlah Kosakata        : 487 Kata
Jumlah Halaman         : 542

II.     TELA’AH DAN PANDANGAN PENULIS TERHADAP المعجم المفصل في الإعراب.
Kitab ini merupkan kamus berbahasa Arab yang menerangkan tentang i’rab beberapa kosakata (mufradat) di dalam bahasa Arab dengan tinjauan disiplin ilmu nahwu. Jadi di dalam kamus ini hanya memuat penjelasan yang berbau ilmu nahwu saja, tidak menyangkut masalah sharaf ataupun balaghah.
Di dalam kamus ini setiap kosakata-kosakata yang ingin dicari dijelaskan dengan penjelasan yang ditinjau dari segi ilmu nahwu. Setelah menjelaskan kosakata tersebut, Pengarang memberikan contoh-contoh berupa kalimat yang memuat kosakata tersebut, adakalanya contoh-contoh tersebut diambilkan dari ayat-ayat Al-Qur’an seperti contoh pada halaman 453:
هَا أَنْتُمْ أُولاءِ تُحِبُّونَهُمْ وَلا يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتَابِ كُلِّهِ وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ الأنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (آل عمران: 119)
Dan ada juga yang berupa syair seperti pada halaman 340:
لاتَقْرَبَنَّ الدَّهْرَ آلَ مُطَرَّفٍ ۝ إنْ ظالمًا أبدًا وإنْ مَظْلوْمًا
Atau berupa qoul (perkataan orang lain) seperti pada halaman 442:
نحو قولهم: ((نَاشَدْتُكَ اللهَ إِلاَّ رحمْتَنِيْ))
Atau juga berupa ilustrasi dari Pengarang pribadi seperti yang terdapat pada halaman 118:
نحو: ((جاء خالدٌ بعيْنِه))
Setelah disebutkannya contoh-contoh seperti tersebut, kemudian Pengarang memberikan penjelasan mengenai satu persatu kosakata yang ada di dalam contoh-contoh tersebut, yaitu berupa peng-i’rab-an.
Dengan berbagai alasan tersebut dapat Penulis simpulkan bahwa kamus ini termasuk jenis Kamus Tematik (معاجم المعاني), dengan pertimbangan utama bahwa kamus ini hanya menitikberatkan pada penjelasan, penjabaran fungsi dan peng-i’rab-an kosakata-kosakata dari sisi ilmu nahwu saja. Kamus ini mempunyai bandingannya, yaitu المعجم المفصل في الصرف yang dikarang oleh Raaji Al-Asmar.
Setelah Penulis mengamati kamus ini dengan saksama, dapat ditemui bahwa asas penyusunan yang dipakai Pengarang dalam menyusun kamus ini adalah asas alfabetis (al-faba’iy) atau tartibu al-huruf.
Sedangkan teknik yang dipakai dalam pemakaian kamus ini belum Penulis temukan penamaannya secara baku di dalam literatur ilmu leksikal yang sudah Penulis baca. Akan tetapi Penulis akan tetap menjelaskan secara ringkas mengenai teknik yang bisa dipakai dalam menggunakan kamus ini. Seseorang yang hendak memakai kamus ini untuk mencari kosakata-kosakata, ia bisa menuju langsung pada bab huruf awal dari kata tersebut. Contohnya:
Ketika kita ingin mencari kata إِذَا, kita bisa mencarinya pada bab hamzah. Setelah itu kita bisa mengurutkan hurufnya dari awal sampai akhir dalam mencari kata tersebut pada bab hamzah. Huruf pertama setelah hamzah adalah dzal, baru kemudian alif (إ - ذ - ا). Hal ini dikarenakan dalam bab hamzah tentunya terdapat banyak kata yang di awali dengan huruf hamzah. Seperti contoh demikian:
(أ)
1.       أب

2.       أبًا

3.       إذَا


Teknik tersebut dapat diaplikasikan ketika seseorang ingin menggunakan cara manual. Namun, sebenarnya ia bisa dengan mudah menemukan kata yang ia cari tanpa cara manual, karena di dalam kamus ini sudah tersedia daftar isi yang terletak di halaman paling belakang. Akan tetapi dalam pemakaian daftar isi tetap menggunakan teknik manual seperti tadi, hanya saja pada daftar isi dapat mempermudah pembaca dalam mencari halaman.
Model penulisan isi di dalam kamus ini adalah memakai harakat, walaupun tidak secara keseluruhan Pengarang memberikan harakat. Pengarang hanya memberikan harakat pada kedudukan huruf-huruf yang krusial saja.
Adapaun penataan kontennya adalah; pada halaman 1-4 berupa cover dalam, halaman 5-6 berisikan muqadimah dari Pengarang, halaman 7-488 memuat isi utama kamus, halaman 489-518 berisi contoh peng-i’rab-an oleh Dr. Amil Badi’ Ya’qub pada tujuh ayat dari surat Al-Fatihah dan dua puluh lima ayat dari surat Al-Baqarah, dan pada halaman 519-542 berupa daftar isi kitab ini.
Thohir Yusuf Al-Khatib dapat mengarang kamus ini setelah pengalamannya selama 25 tahun. Di dalam menyusun kitab ini ia juga mendapatkan bimbingan langsung dari gurunya, yaitu Dr. Amil Badi’ Ya’qub. Hal penting yang mendasari dikarangnya kamus ini adalah karena kebutuhan dari para pelajar akan pehaman i’rab dengan cara yang tepat dan mudah difahami. Pada hal ini para pelajar menganggap i’rab sebagai masalah yang sangat sulit untuk dipelajari. Oleh karena itu Pengarang mencoba mengurangi tingkat kesulitan yang ada di dalamnya dengan menulis kamus ini.

III.  KELEBIHAN KITAB المعجم المفصل في الإعراب.
Kamus ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu:
1.      Sistematika penyusunannya menggunakan asas alfabetis sehingga mempermudah pembaca dalam mencari kosakata.
2.      Dilengkapi dengan daftar isi pada halaman paling akhir, sehingga pembaca lebih mudah untuk mencari kosakata beserta halamannya. Hal ini berbeda dengan kebanyakan kamus yang tidak menyediakan fasilitas daftar isi.
3.      Selain masalah peng-i’rab-an, di dalam kamus ini juga memuat penjelasan dan keterangan seputar kosakata yang ada di dalamnya, sehingga pembaca tidak hanya mendapatkan pengetahuan mengenai peng-i’rab-an kata saja, melainkan ia juga mendapatkan pengetahuan yang bersangkutan tentang kosakata tersebut.
4.      Pembahasannya diuangkapkan secara lugas, ringkas dan jelas.
5.      Uslub dan susunan kalimat yang dipakai sangat mudah dipahami, sehingga mempermudah bagi pemula sekalipun.
6.      Model penulisan isinya memakai harakat, walaupun tidak secara keseluruhan Pengarang memberikan harakat. Pengarang hanya memberikan harakat pada kedudukan huruf-huruf yang krusial-krusial saja.
7.      Penjelasan kosakatanya tidak menggunakan sistem paragraf monoton (berbentuk paragraf semua tanpa tanda baca atau penanda khusus), akan tetapi di dalam kamus ini juga memberlakukan sistem numbering pada setiap pengklasifikasian, titik dan koma, dan pemberian tanda kurung pada hal-hal yang dikira penting. Hal ini tentunya sangat membantu dan memudahkan dalam pembacaan dan pemahaman. Hal ini tidak seperti ketika kita membaca kitab-kitab kuno yang memakai sistem paragraf monoton, sehingga bagi para pemula sekalipun agaknya merasa kurang semangat dengan serentetan paragraf yang monoton.
8.      Dalam penyebutan contoh yang diambil dari Al-Qur’an, selalu diberikan footnote yang berisi identitas ayat tersebut, yaitu berupa nama surat dan nomor ayat. Hal ini memudahkan para pembaca yang tidak hafal Al-Qur’an untuk mencari kembali ke dalam Al-Qur’an untuk mengecek keafsahan ayat yang dipaparkan, atau pada Al-Qur’an terjemahan apabila ingin mengetahui arti dari ayat tersebut.
9.      Di bagian akhir disertakan contoh peng-i’rab-an yang berkala cukup besar, bukan satu kalimat lagi, melaikan beberapa kalimat yang berkesinambungan, yaitu tujuh ayat dari surat Al-Fatihah dan dua puluh lima ayat dari surat Al-Baqarah.
10.  Di dalam penjelasan kamus ini tidak dimuat perbedaan pendapat atau ikhtilaf para ulama’, sehingga bagi pemula tidak begitu rumit dalam menghadapi perbedaan-perbedaan tersebut.
11.  Selain pembaca yang sudah mahir, kamus ini juga dapat menjangkau pembaca dari kalangan pemula karena pembahasannya yang lugas dan mudah dipahami.

IV.  KELEMAHAN KITAB المعجم المفصل في الإعراب.
1.      Pengkombinasian penjelasan yang terperincin agaknya membuat kitab ini sedikit terlihat seperti kitab ulasan, buka sebagai kamus.
2.      Dalam masalah peng-i’rab-an contoh-contoh yang berupa ayat Al-Qur’an tidak diutarakan perihal pendapat ulama’-ulama’ lain, terutama ulama’ tafsir, karena ketika kamus ini membahas dan meng-i’rab-i suatu ayat, tentunya dalam beberapa hal tidak akan lepas dari yang namanya ilmu tafsir, dan dari sanalah terdapat hubungan apakah i’rab yang dipaparkan merupakan pendapat dan pemikiran-pemikiran para mufassirin yang sudah masyhur dan teruji kedhobitannya. Hal ini dipandang sangat perlu karena ketika seseorang berurusan dan dihadapkan dengan Al-Qur’an yang menjadi kitab suci dan pedoman hidup, tentunya ia tidak akan secara sembarangan mengambil penjelasan mengenainya.
3.      Dalam masalah pemberian contoh yang berupa syair seperti halnya yang terdapat pada halaman 340-341, Pengarang tidak menyebutkan nama pemilik atau pembuat syair tersebut.
4.      Tata kosakata terlihat tidak teratur, karena ternyata selain kosakata (kalimah), di dalam kamus ini juga terdapat kalimat (jumlah) dan semua itu pun tercampur tidak rapi dan agaknya terlihat sedikit tidak konsisten. Seperti contoh:
نَوْلُكَ أَنْ تَفْعَلَ كَذَا، ها أَنَذَا، ها نَحْنُ أُولاَء، ناشَدْتُكَ اللهَ
5.      Pada bagian daftar isi hanya dimuat daftar halaman dari kosakata yang menjadi isi inti kamus ini. Hal ini akan sedikit mengecoh pembaca yang tidak teliti dan kurang cermat, bahwa setelah pembahasan mufradat selesai, yaitu pada halaman setelah itu terdapat contoh penjabaran tentang peng-i’rab­-an dari Dr. Amil Badi’ Ya’qub. Dan hal ini pun tidak tercantum di dalam daftar isi. Ini bisa mengurangi ke efektifan penyertaan contoh yang diberikan oleh Dr. Amil Badi’ Ya’qub, karena yang seharusnya dapat memberikan contoh dan pemahaman yang lebih malah tidak diketahui pembaca dengan alasan tidak tahu. Hal ini didasari oleh kebiasaan ketika sebuah buku disertakan daftar isi, maka si pembaca akan lebih berpatokan pada daftar isi selama memakai buku tersebut. Dan itu merupakan salah satu fungsi daftar isi, yaitu memberikan panduan pada sang pembaca.

V.     SARAN
Selain memuat kosakata-kosakata, seyogyanya di dalam kamus ini juga disertakan istilah-istilah yang berkenaan dengan masalah peng­-i’rab-an beserta contoh-contohnya. Hal ini dipandang cukup perlu untuk membantu kemudahan pelajar dalam mendalami ilmu peng-i’rab-an. Sehingga selain mempunyai fungsi mempermudah pemahaman para pelajar, kamus ini juga akan terlihat cukup memuat banyak materi dan para pelajar pun bisa berbondong-bondong untuk memakai kamus ini sebagai pegangan utama karena isinya yang terbilang cukup lengkap daripada kamus-kamus yang lainnya.



DAFTAR PUSTAKA

Thohir Yusuf Al-Khatib, Al-Mu’jam Al-Mufashal Fi Al-I’rab, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 2000).



Bagi yang mau download review kamus "المعجم المفصل في الإعراب" di atas silahkan lewat DI SINI

No comments:

Post a Comment