Dapat menulis dengan baik dan benar merupakan hal
yang sangat jarang ditemukan di pondok-pondok pesantren salaf. Masalah ini
ditengarai akibat fokus pembelajaran yang ada di dalam pesantren mayoritas berpusat
pada kemahiran membaca saja, sehingga para santri pun hanya terasah kamampuan
membacanya saja.
Tidak banyak dari para santri yang memperhatikan
pentingnya kemahiran menulis dalam bahasa Arab. Sehingga setiap hari mereka hanya
disuguhi dengan materi-materi membaca saja. Permasalahan seperti ini dapat
ditemukan pada mayoritas pondok pesantren salaf. Hal ini dikarenakan basis dari
pondok pesantren salaf yang didirikan oleh para kiyai salaf, lebih mengutamakan
pendalaman kemahiran membaca, karena kemahiran membaca bahasa Arab merupakan
kebutuhan yang paling utama ketika awal-awal Islam masuk di Indonesia.
Berkenaan dengan hal ini, ketika seorang
santri sudah keluar dari pondok pesantren, dan melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi seperti universitas, mereka sangat menyadari kekurangan mereka
dalam hal menulis. Hal inilah yang membuat para cendikiawan di era moderen menginginkan
peran pondok pesantren untuk juga mengembangkan kemahiran menulis para
santrinya, karena sekarang adalah era di mana Islam sudah menyebar luas di
Indonesia, yang dibutuhkan tidak hanya kemahiran dalam membaca saja, namun
kemahiran menulis pun salah satu hal penting yang perlu diasah.
Pondok
pesantren salaf Al-Miftah di Semarang merupakan salah satu pondok pesantren yang
masih menerapkan nilai salafiyah-nya. Di sini para santri hanya dihadapkan pada skill
membaca saja, sehingga apabila disuruh untuk menulis sebuah karangan mereka
sangat kesulitan. Maka dari itu mengkombinasikan antara materi dan metode
membaca dengan menulis sangat diperlukan. Salah satu metode untuk mengembangkan
kemahiran menulis adalah motode insya’. Oleh karena itu dalam penelitian
ini diharapkan dapat diketahui tingkat efektifitas dari metode insya’ dalam
mengembangkan kemahiran menulis para santri pondok pesantren salaf Al-Miftah
Semarang.