KHUTBAH PERTAMA
إِنّ
الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمن سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ
اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ
صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
قال
الله تعالى في القرآن العزيز: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ ...
Jama’ah salat jum’at yang dirahmati Allah!
Belum lama, 3 hari yang lalu terjadi pergantian
tahun (1434-1435 H). Pada akhir tahun semua orang serentak menadahkan tangan ke
atas dan bermunajat kepada Allah seraya memanjatkan doa akhir tahun mengharapkan
ampunan Allah atas segala dosa-dosa yang telah diperbuat pada tahun yang akan
segera berganti. Dan kemudian pada awal tahun semua orang memanjatkan doa awal
tahun kepada Allah mengharapkan pergantian tahun sebagai pijakan untuk terus
mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan kualitas ibadah, iman, dan akhlak
melebihi iman, ibadah dan akhlak pada tahun yang sudah lewat.
Setelah kita meminta ampun kepada Allah, menyadari
dosa-dosa yang telah diperbuat dan bertaubat pada akhir tahun, kemudian pada
awal tahunnya kita berikrar kepada Allah untuk tidak kembali melakukan
dosa-dosa yang telah diperbuat dan menjadi hamba Allah yang lebih baik, marilah
kita teliti apa sumber dosa dan kejelekan yang selama ini kita perbuat. Dengan
mengetahui sumbernya, maka kita dapat mengontrol diri kita untuk tidak
mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tercela dan menjauhi perbuatan-perbuatan
tercela tersebut.
Islam adalah agama yang mengajarkan akhlak yang
luhur dan mulia. Oleh karena itu, banyak dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadis yang
memerintahkan kita untuk memiliki akhlak yang mulia dan menja'uhi akhlak yang
tercela. Demikian pula banyak dalil yang menunjukkan pujian bagi pemilik akhlak
baik dan celaan bagi pemilik akhlak yang buruk. Salah satu akhlak buruk yang pertama
harus kita hindari adalah sikap sombong.
Menurut Al-Ghazali, sombong adalah suatu sifat di
dalam jiwa yang tumbuh dari penglihatan nafsu. Sifat ini bermula dari virus
hati yang menganggap dirinya paling lebih dalam hal-hal tertentu. Sedangkan
orang lain dalam pandangannya adalah hina dan lebih rendah darinya.
Secara tidak langsung orang yang sombong telah
menganggap dirinya sama dengan Allah. Kesombongan adalah selendang Allah dan
Dia-lah yang berhak untuk sombong. Oleh karena itu Allah SWT sangat melarang para hambanya untuk bersikap sombong, sebagaimana
firman-Nya:
وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ
فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (١٨)
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan
diri.” (QS. Al-Luqman: 18)
لا جَرَمَ أَنَّ اللهَ يَعْلَمُ
مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ (٢٣)
“Tidak
diragukan lagi bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan
dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong.” (QS. An-Nahl: 23)
Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia
mendengar Rasulullah SAW bersabda:
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ
النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang
keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Akibat
Kesombongan adalah dosa yang begitu besar, hingga
jika seseorang yang dalam hatinya tersimpan kesombongan seberat biji sawi pun,
maka ia tidak akan masuk surga, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Muhammad SAW, beliau
bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ
كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ
يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ
جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat
kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka
memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya
Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan
meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim)
Demikianlah yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Di dalam hadis tersebut Nabi memberikan isyarat bahwa kita tidak boleh
main-main dengan penyakit sombong. Karena kesombongan sekecil apapun dapat
mengakibatkan kita tidak dapat masuk surga. Mengapa bisa demikian? Nabi
Muhammad sudah menjelaskan dua kriteria sifat sombong di dalam hadis tersebut,
yaitu:
1. بطر
الحقّ, (menolak kebenaran). Orang yang mempunyai sifat sombong adalah
orang-orang yang tidak mau menerima kebenaran. Meraka menolaknya dan bahkan menganggap
kebenaran tersebut sebagai kesalahan. Orang yang rajin beribadah, namun jika di
dalam ibadahnya tersebut terdapat sedikit saja kesombongan, maka ibadahnya akan
sia-sia. Ketika seseorang melakukan perbuatan tercela, berarti di dalam hatinya
terdapat sifat sombong, yaitu kesombongan untuk menjalankan perintah-perintah
Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Bahkan dia mengabaikan ancaman dan
hukuman yang telah Allah siapkan baginya. Oleh karena itu, perbuatan tercela seperti
apapun, pasti bermula dari adanya sifat sombong. Allah SWT pun berfirman:
سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ
الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ
آيَةٍ لا يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لا يَتَّخِذُوهُ
سَبِيلا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ
كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ (١٤٦)
“Aku akan memalingkan
orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar
dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka
tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada
petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan
kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang demikian itu adalah karena mereka
mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya”. (QS.
Al-A’raf: 146)
2. غمط
الناس, (menghina orang). Sifat sombong dapat merubah manusia menjadi gelap
mata. Ketika seseorang mempunyai sifat sombong, maka ia menganggap dirinya
lebih unggul daripada orang lain dan kemudian membuat dia mudah untuk menghina
dan meremehkan orang-orang yang berada di bawahnya. Dua pihak yang pada awalnya
memiliki ikatan persaudaraan yang sangat kuat, hanya karena sifat sombong dapat
berubah menjadi perang saudara, saling menyakiti, saling memukul dan bahkan hingga
saling membunuh.
Inilah alasan mengapa orang yang memiliki penyakit
sombong tidak dapat masuk surga. Penyakit sombong adalah gerbang munculnya
perbuatan-perbuatan tercela dan tidak baik.
Sifat sombong adalah virus yang sangat berbahaya.
Virus ini dapat menggerogoti aqidah, iman, amal, pahala, dan rasa sosial
manusia. Ketika virus ini bersarang dihati manusia, maka ia akan merusak
fungsi-fungsi anggota tubuh manusia, sehingga anggota-anggota tubuh tersbut
tidak akan berfungsi normal dan sebagaimana mestinya. Mulut yang dianugerahkan
Allah untuk digunakan berdzikir dan berbicara baik, berubah menjadi mulut yang
sering mencela, membicarakan kejelekan orang lain, berbohong dan sebagainya.
Tangan yang semestinya digunakan untuk menolong orang lain, berubah menjadi
tangan yang sering menyakiti orang lain. Tubuh menjadi malas untuk melakukan
ibadah. Seperti itulah bahaya dari sifat sombong yang bersarang di hati
manusia.
Jama’ah salat jum’at yang dirahmati Allah!
Kita harus mencontoh akhlak Rasulullah SAW, beliau
adalah Utusan Allah dimuka bumi ini, Nabi yang dimuliakan, ma’shum,
seorang pemimpin besar, guru besar dan dilahirkan dari keluarga yang sangat
terpandang di masyarakat, Namun beliau tidak pernah sedikitpun merasa sombong
atas semua itu, itu semua adalah titipan dan amanah dari Allah yang harus
dijaga. Oleh karena itu, ketika beliau dicaci, dilempar batu dan kotoran oleh
orang-orang kafir, beliau tak sedikitpun marah, bahkan beliau senantiasa
mendoakan mereka dan apabila mereka membutuhkan bantuan, maka beliau tidak akan
ragu-ragu untuk membantunya. Beliau juga tidak pernah mencela, menyalahkan,dan
mencaci orang-orang yang tidak mau mengikuti ajaran-ajaran beliau. Allah
memerintahkan kita hanya untuk Amar ma’ruf dan nahi munkar, bukan untuk
mencaci dan merendahkan mereka. Sifat rendah hati beliau yang seperti itulah
yang menjadikan beliau sebagai manusia yang mulia yang mampu membuat
orang-orang diseluruh penjuru dunia ini berbondong-bondong untuk masuk Islam.
Allah SWT berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ
إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦)
“Dan aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzariat: 56)
Firman Allah tersebut memberitahukan bahwa kita hidup
adalah sebagai abdi Allah yang hanya mempunyai kapasitas sebagai seorang hamba
yang menyembahnya, bukanlah sebagai tuan layaknya manusia yang sombong. Oleh
karena itu, seorang hamba hendaknya untuk senantiasa berendah hati.
Jama’ah salat jum’at yang dirahmati Allah!
Semua orang berpotensi untuk terkena penyakit
sombong, entah itu tua-muda, kaya-miskin, laki2-perempuan, guru-siswa,
kiyai-santri, pintar-bodoh, atasan-bawahan dan lain sebagainya. Oleh karena
itulah, mari kita semua bersama-sama untuk menghindari sikap sombong mulai dengan
mengenali diri kita sendiri.
Manusia hanyalah seorang hamba
dan tidak memiliki kuasa sedikitpun.
Segala apa yang kita miliki
sekarang adalah titipan dari Allah Sang Pemilik semua itu.
Tidak berhak menyombongkan apapun
yang kita miliki
Menghindari sifat sombong akan menjauhkan kita dari
perbuatan-perbuatan yang tercela. Demikian sebaliknya, membiasakan dan
membudayakan sikap rendah hati akan membuahkan perbuatan-perbuatan yang baik. Mari
tanamkan dan ajarkan anak-anak kita terlebih dahulu sikap rendah hati, baru
kemudian kita ajarkan mereka pengetahuan dan keterampilan. Sehingga pengetahuan
dan keterampilan yang mereka miliki tidak akan memberikan kerusakan, melainkan akan
mampu memberikan kemajuan, ketentraman dan kedamaian bagi bangsa dan agama.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ
اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ
وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah Kedua
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ الذي جعل محمدًا
رحمة للعالمين، وأغاث برحمته عموم المخلوقين. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَلِيُّ الصَّالِحِينَ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ.
اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان
وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ
لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ
يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ
اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وعِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَعن سَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا
الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً
لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.
Ya
Allah! Jauhkan kami dan lindungi kami dari sifat sombong,
agar kami dapat menjalankan ibadah kepada-Mu dengan khusyu’. Ya Allah!
Bersihkan tanah air kami tercinta ini dari wabah penyakit sombong agar negara
ini senantiasa damai dan tentram. Ya Allah! Ampuni kami jika
selama ini kami membiarkan tubuh ini bergelimangan sifat sombong.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ! اِنَّ اللهَ
يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ
اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Bagi yang ingin download text khutbah jum'at di atas silahkan lewat SINI