SUGENG RAWUH SEDEREK-SEDEREK
SELAMAT MENIKMATI

Laman

Search This Blog

Sunday, November 2, 2014

PERKEMBANGAN SASTRA ARAB




A.    Pengertian Sastra
Sastra adalah pemanfaatan bahasa sebagai karya seni untuk mengekspresikan kehidupan.
Sastra bahasa adalah peninggalan atau warisan dari para penyair dan penulis (dari bahasa tersebut), yaitu berupa keindahan-keindahan ungkapan yang menggambarkan imajinasi dan makna yang lembut yang dapat menjernihkan jiwa, memperindah perasaan dan memperhalus pitutur (lisan atau bahasa).
Sastra adalah setiap upaya baik yang dapat memberikan manusia kebaikan. Adakalanya berupa tindakan, pandangan yang baik, imitasi (peniruan bahasa) dan juga kata-kata bijak.
الكلام الانشائي البليغ الذي يقصد به إلى التأ ثيرفي عواطف القراء والسامعين ، سواء كان شعرا أم نثرا
“Yaitu perkataan yang indah dan jelas, dimaksudkan untuk menyentuh jiwa mereka yang mengucapkan atau mendengarnya baik berupa syair maupun natsr atau prosa“

B.     Periodesasi Sastra
Terdapat banyak versi dalam periodesasi sastra Arab, namun pada intinya semuanya memperiodesasikan sastra Arab berdasarkan sejarah dan perkembangan politik, masyarakat dan agama. Terdapat 5 periode sastra Arab sebagai berikut:
1.      Periode Jahiliyah (± 450-622 M/150 SH-1 H)
Periode ini berakhir dengan datangnya agama Islam.
Ciri-ciri:
a.       Menggambarkan keadaan hidup masyarakat dikala itu, dimana mereka sangat fanatik dengan kabilah atau suku mereka.
b.      Pembanggaan terhadap kabilah masing-masing.
c.       Berfungsi sebagai pembangkit semangat berperang membela kabilahnya.
d.      Pada umumnya syair-syair jahiliyah dimulai dengan mengenang puing-puing masa lalu yang telah hancur, berbicara tentang hewan-hewan yang mereka miliki dan menggambarkan keadaan alam tempat mereka tinggal.
e.       Pada periode ini terdapat 4 jenis natsr (prosa), yaitu; khutbah, Hikmah (kata-kata bijak), Wasiat, Matsal (perumpamaan atau pribahasa).
f.       Beberapa kosa kata yang terdapat dalam karya-karya sastra jahiliyah sulit dipahami karena sudah jarang dipakai dalam bahasa Arab saat ini.”
g.      Terdapat kontes syair tahunan yang diselenggarakan di sekitar ka’bah. Dan sebagai penghargaan bagi syair yang keluar sebagai pemenang dipajang (ditempelkan) dan diabadikan di dinding Ka’bah. Ini dinamakan syair al-mu’allaqat.

Tokoh-tokoh:
1.      امرؤ القيس بن حجر الكندي
2.      النابغة الدبياني
3.      الأهشى
4.      زهير بن أبي سلمى
5.      طرفة بن العبد
6.      عنزة بن شداد العنسي
7.      عمرو بن كلثوم
8.      الحارث بن حلزة
9.      لبيد بن ربيعة
10. حاتم الطائي
11. أمية بن أبي الصلت


2.      Periode Permulaan Islam atau shadrul Islam (622-749 M/1-132 H)
Di dalamnya termasuk juga masa pemerintahan Bani Umayyah, yakni dimulai dengan datangnya Islam dan berakhir dengan berdirinya Daulah Bani Abbas.
Ciri-ciri:
a.       Islam tidak melarang puisi-puisi. Islam memelihara yang sudah baik, memperbaiki yang kurang baik, menghilangkan yang buruk-buruk saja, dan melengkapi yang masih lowong.
b.      Bertema dakwah Islam.
c.       Berkembang pula genre pidato dan surat korespondensi.
d.      Pada masa Bani Umayyah, muncul tema-tema politik dan polemiknya.

Toko-tokoh:
شعراء:
1.      كعب بن زهير
2.      الخنساء
3.      حسان بن ثابت
4.      الحطيئة
5.      عمر بن أبي ربيعة
6.      الأخطل
7.      جرير
8.      الطراماح بن حكيم
خطباء:
1.      محمد رسول الله
2.      عمر بن خطاب
3.      علي بن أبي طالب
4.      سحبان وائل
5.      زباد بن أبيه
6.      الحجاج بن يوسف
7.      قيس ابن الملويه
8.      فرزدق

3.      Periode Bani Abbas (749-1258 M/132-656 H)
Periode ini berakhir dengan jatuhnya Bagdad di tangan bangsa Tartar.
Ciri-ciri:
a.       Masa Bani Abbasiyah sering disebut-sebut sebagai Masa Keemasan Sastra Arab.
b.      Dalam genre prosa, muncul prosa pembaharuan (النثر التجديدي) dan prosa lirik.
c.       Dalam genre puisi muncul puisi pembaruan.
d.      Terjadi kekeliruan berbahasa di tengah masyarakat akibat pergumulan yang kuat bangsa Arab dengan bangsa ajam (non Arab).

Tokoh-tokoh:
الكتّاب:
1.      ابن المقفى
2.      الجاحظ
3.      ابن العميد
4.      الصاحب ابن عباد
5.      الخوارزمي
6.      الحريري
7.      القاضي الفاضل


4.      Periode Turkiyah (1258-1805 M/656-1220 H)
Yaitu periode di mana dinasti-dinasti berada di bawah kekuasaan orang-orang Turki. Periode ini berakhir pada permulaan zaman Arab modern (النحضة الحديثة), yaitu pada masa Mesir mulai dikuasai oleh Muhammad Ali Pasya.
Ciri-ciri:
a.     Periode ini adalah masa kemunduran sastra Arab yang secara umum disebabkan oleh mulai timbulnya instabilitas politik. Masa ini disebut sebagai zaman Arab pertengahan.
b.     Sastra Arab mulai dihadapkan dengan sastra Barat. Berakibat munculnya dua aliran. Pertama, aliran konservatif (المحافظون), yakni mereka yang masih memegang kaidah sastra Arab secara kuat. Aliran yang kedua ialah aliran modernis (المجددون), yakni mereka yang ingin lepas dari kaidah dan sastra tradisional serta sangat terpengaruh oleh sastra Barat.
Tokoh-tokoh:
1.      بشار بن برد
2.      أبو العتاهية
3.      أبو نواس
4.      ابن الرومي
5.      ابن المعتز
6.      الشريف الرضى
7.      الطفرائي
8.      أبو تمام
9.      البختري
10.  المثتى
11.  أبو فراس
12.  أبو العلاء الحرى
13.  ابن عبد ربه
14.  ابن هانيء الأندلس
15.  ابن زيدون
16.  ابن خفاجة الأندلس
17.  لسان الدين بن الخطيب
18.  كمال الدين بن النبيه
19.  ابن الفارض
20.  بهاء الدين زهير
21.   
a.      Mahmud Al-Barudi
b.      Ahmad Syauqi
c.      Hafizh Ibrahim

5.      Periode Modern (1850 M/1220 H-sekarang)
Dimulai pada permulaan masa revolusi Arab modern dan berlangsung sampai sekarang ini.
Ciri-ciri:
a.       Perseteruan antara sastra Arab dan sastra Barat semakin menjadi-jadi.
b.      Dalam genre puisi dan prosa terdapat dua aliran, yakni konservatif dan modernis.
c.       Muncul puisi bebas (puisi tanpa sajak).
d.      Muncul شعر المقاومة (Puisi Perlawanan) yaitu puisi yang menggelorakan perlawanan Islam dan Arab melawan Zionis Israel.
e.       Terdapat beberapa sastrawan non Arab yang telah diakui (minimal oleh dunia Barat) sebagai bagian dari komunitas sastra Arab.

Tokoh-tokoh:
a.       Mushthafa Shadiq Al- Rafi’i
b.      Mahmud Abbas Al-Aqqad
c.       Ahmad Amin
d.      Muhammad Husain Haikal
e.       Taha Husain
f.       Khalil Jibran (Kahlil Gibran) “Non Arab”

C.    Perbedaan Natsr dan Nadzam
تناقش مسألة فنية الشعر وفكرية النثر                    (Syair: Seni – Prosa: Pemikiran/Intelektual)
الشعر خيال والنثر وعي                                               (Syair: Imajinatif – Prosa: Kesadaran)
الشعر عاطفة والنثر عقل                                          (Syair: Emosi/Perasaan – Prosa: Pikiran)
الشعر إيماء والنثر تفصيل                                     (Syair: Tanda/Isyarat – Prosa: Penjabaran)
الشعر صور والنثر معان                                                   (Syair: Gambaran – Prosa: Makna)
الشعر إيجاز وغموض والنثر إسهاب ووضوح    (Syair: Ringkas/Tidak Jelas – Prosa: Luas/Jelas)

1.      Natsr (Prosa)
a.       Tidak berhubungan dengan wazn (irama) dan sajak atau ritme.
b.      Ada tiga macam, Prosa Percakapan, Khutbah (Pidato), dan Tulisan.
c.       Prosa bebas (mursal), yaitu prosa yang akhir frasenya tidak terikat oleh sajak.
d.      Prosa bersajak (saj’i), yaitu prosa yang akhir frasenya terikat oleh sajak.

2.      Nadham (Puisi/Syair)

a.       Menurut para ahli puisi (‘arudl) nadhm adalah perkataan yang ber-wazn (berirama) dan bersajak atau mempunyai ritme yang diucapkan dengan sengaja. Dan mereka berpendapat bahwa “syair” adalah sinonim dari “nadhm”.
b.      Sedangkan para ahli sastra lebih mengkhususkan syair sebagai perkataan yang fasih ber-wazn (berirama), bersajak atau mempunyai ritme yang diungkapkan dalam bentuk imajinatif yang sangat indah. Mereka beralasan bahwa aspek imajinasi adalah hal yang paling banyak ditonjolkan dalam syair, walaupun tidak berirama dan beritme sebagaimana terdapat pada syair-syair orang Eropa yang diadopsi dari Yunani.
Karena bentuknya yang imajinatif, syair memberikan dampak pada perasaan dan emosi, bukan dampak kepuasan akal karena argumen yang tak terbantahkan sebagaimana yang terdapat pada natsr (prosa).