A. Pengertian Sastra
Sastra adalah pemanfaatan bahasa sebagai karya seni untuk
mengekspresikan kehidupan.
Sastra bahasa adalah peninggalan atau warisan dari para
penyair dan penulis (dari bahasa tersebut), yaitu berupa keindahan-keindahan
ungkapan yang menggambarkan imajinasi dan makna yang lembut yang dapat menjernihkan
jiwa, memperindah perasaan dan memperhalus pitutur (lisan atau bahasa).
Sastra adalah setiap upaya baik yang dapat memberikan
manusia kebaikan. Adakalanya berupa tindakan, pandangan yang baik, imitasi
(peniruan bahasa) dan juga kata-kata bijak.
الكلام الانشائي البليغ الذي يقصد
به إلى التأ ثيرفي عواطف القراء والسامعين ، سواء كان شعرا أم نثرا
“Yaitu perkataan yang indah dan jelas, dimaksudkan untuk menyentuh jiwa
mereka yang mengucapkan atau mendengarnya baik berupa syair maupun natsr atau
prosa“
B. Periodesasi Sastra
Terdapat banyak
versi dalam periodesasi sastra Arab, namun pada intinya semuanya
memperiodesasikan sastra Arab berdasarkan sejarah dan perkembangan politik, masyarakat
dan agama. Terdapat 5 periode sastra Arab sebagai berikut:
1. Periode Jahiliyah (± 450-622 M/150 SH-1 H)
Periode
ini berakhir dengan datangnya agama Islam.
Ciri-ciri:
a. Menggambarkan keadaan hidup masyarakat dikala itu, dimana mereka sangat
fanatik dengan kabilah atau suku mereka.
b. Pembanggaan terhadap kabilah masing-masing.
c. Berfungsi sebagai pembangkit semangat berperang membela kabilahnya.
d. Pada umumnya syair-syair jahiliyah dimulai dengan mengenang puing-puing
masa lalu yang telah hancur, berbicara tentang hewan-hewan yang mereka miliki
dan menggambarkan keadaan alam tempat mereka tinggal.
e. Pada periode ini terdapat 4 jenis natsr (prosa), yaitu; khutbah,
Hikmah (kata-kata bijak), Wasiat, Matsal (perumpamaan atau
pribahasa).
f. Beberapa kosa kata yang terdapat dalam karya-karya sastra jahiliyah sulit
dipahami karena sudah jarang dipakai dalam bahasa Arab saat ini.”
g. Terdapat kontes syair tahunan yang diselenggarakan di sekitar ka’bah. Dan
sebagai penghargaan bagi syair yang keluar sebagai pemenang dipajang
(ditempelkan) dan diabadikan di dinding Ka’bah. Ini dinamakan syair al-mu’allaqat.
Tokoh-tokoh:
1.
امرؤ القيس بن حجر الكندي
2.
النابغة الدبياني
3.
الأهشى
4.
زهير بن أبي سلمى
5.
طرفة بن العبد
6.
عنزة بن شداد العنسي
7.
عمرو بن كلثوم
8.
الحارث بن حلزة
9.
لبيد بن ربيعة
10.
حاتم الطائي
11.
أمية بن أبي الصلت
2. Periode Permulaan Islam atau shadrul Islam (622-749 M/1-132
H)
Di
dalamnya termasuk juga masa pemerintahan Bani Umayyah, yakni dimulai dengan
datangnya Islam dan berakhir dengan berdirinya Daulah Bani Abbas.
Ciri-ciri:
a.
Islam tidak
melarang puisi-puisi.
Islam memelihara yang sudah baik, memperbaiki yang kurang baik, menghilangkan
yang buruk-buruk saja, dan melengkapi yang masih lowong.
b.
Bertema dakwah Islam.
c.
Berkembang
pula genre pidato dan surat korespondensi.
d.
Pada
masa Bani Umayyah, muncul tema-tema politik dan polemiknya.
Toko-tokoh:
شعراء:
1.
كعب بن زهير
2.
الخنساء
3.
حسان بن ثابت
4.
الحطيئة
5.
عمر بن أبي ربيعة
6.
الأخطل
7.
جرير
8.
الطراماح بن حكيم
خطباء:
1.
محمد رسول الله
2.
عمر بن خطاب
3.
علي بن أبي طالب
4.
سحبان وائل
5.
زباد بن أبيه
6.
الحجاج بن يوسف
7.
قيس ابن الملويه
8.
فرزدق
3. Periode Bani Abbas (749-1258 M/132-656 H)
Periode
ini berakhir dengan jatuhnya Bagdad di tangan bangsa Tartar.
Ciri-ciri:
a. Masa Bani Abbasiyah sering disebut-sebut sebagai Masa Keemasan
Sastra Arab.
b. Dalam genre prosa, muncul prosa pembaharuan (النثر التجديدي) dan prosa lirik.
c. Dalam genre puisi muncul puisi pembaruan.
d. Terjadi kekeliruan berbahasa di tengah masyarakat akibat pergumulan
yang kuat bangsa Arab dengan bangsa ajam (non Arab).
Tokoh-tokoh:
الكتّاب:
1. ابن المقفى
2. الجاحظ
3. ابن العميد
4. الصاحب ابن عباد
5. الخوارزمي
6. الحريري
7. القاضي الفاضل
4. Periode Turkiyah (1258-1805 M/656-1220 H)
Yaitu
periode di mana dinasti-dinasti berada di bawah kekuasaan orang-orang Turki.
Periode ini berakhir pada permulaan zaman Arab modern (النحضة الحديثة), yaitu pada masa Mesir mulai dikuasai oleh Muhammad Ali Pasya.
Ciri-ciri:
a.
Periode ini adalah masa kemunduran sastra Arab
yang secara umum disebabkan oleh mulai timbulnya instabilitas politik. Masa ini
disebut sebagai zaman Arab pertengahan.
b.
Sastra
Arab mulai dihadapkan dengan sastra Barat. Berakibat munculnya dua aliran. Pertama, aliran konservatif (المحافظون), yakni mereka yang masih memegang kaidah sastra
Arab secara kuat. Aliran yang kedua ialah aliran modernis (المجددون), yakni
mereka yang ingin lepas dari kaidah dan sastra tradisional
serta sangat terpengaruh oleh sastra Barat.
Tokoh-tokoh:
1. بشار بن برد
2. أبو العتاهية
3. أبو نواس
4. ابن الرومي
5. ابن المعتز
6. الشريف الرضى
7. الطفرائي
8. أبو تمام
9. البختري
10. المثتى
11. أبو فراس
12. أبو العلاء الحرى
13. ابن عبد ربه
14. ابن هانيء الأندلس
15. ابن زيدون
16. ابن خفاجة الأندلس
17. لسان الدين بن الخطيب
18. كمال الدين بن النبيه
19. ابن الفارض
20. بهاء الدين زهير
21.
a. Mahmud Al-Barudi
b. Ahmad Syauqi
c. Hafizh Ibrahim
5. Periode Modern (1850 M/1220 H-sekarang)
Dimulai
pada permulaan masa revolusi Arab modern dan berlangsung sampai sekarang ini.
Ciri-ciri:
a. Perseteruan antara sastra Arab dan sastra Barat semakin
menjadi-jadi.
b. Dalam genre puisi dan prosa
terdapat dua aliran, yakni konservatif dan modernis.
c. Muncul puisi bebas (puisi tanpa sajak).
d. Muncul شعر المقاومة (Puisi Perlawanan) yaitu puisi yang menggelorakan
perlawanan Islam dan Arab melawan Zionis Israel.
e. Terdapat beberapa sastrawan non Arab yang telah diakui (minimal oleh dunia Barat) sebagai bagian dari
komunitas sastra Arab.
Tokoh-tokoh:
a. Mushthafa Shadiq Al- Rafi’i
b. Mahmud Abbas Al-Aqqad
c. Ahmad Amin
d. Muhammad Husain Haikal
e. Taha Husain
f. Khalil Jibran (Kahlil Gibran) “Non Arab”
C. Perbedaan Natsr dan Nadzam
تناقش مسألة فنية الشعر وفكرية النثر (Syair: Seni – Prosa: Pemikiran/Intelektual)
الشعر خيال والنثر وعي (Syair: Imajinatif – Prosa: Kesadaran)
الشعر عاطفة والنثر عقل (Syair: Emosi/Perasaan – Prosa: Pikiran)
الشعر إيماء والنثر تفصيل (Syair: Tanda/Isyarat – Prosa: Penjabaran)
الشعر صور والنثر معان (Syair: Gambaran – Prosa: Makna)
الشعر إيجاز وغموض والنثر إسهاب ووضوح (Syair: Ringkas/Tidak Jelas – Prosa: Luas/Jelas)
1. Natsr (Prosa)
a. Tidak berhubungan dengan wazn (irama) dan sajak atau ritme.
b. Ada tiga macam, Prosa Percakapan, Khutbah (Pidato), dan Tulisan.
c. Prosa bebas (mursal), yaitu prosa yang akhir frasenya tidak terikat
oleh sajak.
d. Prosa bersajak (saj’i), yaitu prosa yang akhir frasenya terikat oleh
sajak.
2. Nadham (Puisi/Syair)
a. Menurut para ahli puisi (‘arudl) nadhm adalah perkataan yang
ber-wazn (berirama) dan bersajak atau mempunyai ritme yang diucapkan
dengan sengaja. Dan mereka berpendapat bahwa “syair” adalah sinonim dari “nadhm”.
b. Sedangkan para ahli sastra lebih mengkhususkan syair sebagai perkataan yang
fasih ber-wazn (berirama), bersajak atau mempunyai ritme yang
diungkapkan dalam bentuk imajinatif yang sangat indah. Mereka beralasan bahwa aspek
imajinasi adalah hal yang paling banyak ditonjolkan dalam syair, walaupun tidak
berirama dan beritme sebagaimana terdapat pada syair-syair orang Eropa yang
diadopsi dari Yunani.
Karena bentuknya yang
imajinatif, syair memberikan dampak pada perasaan dan emosi, bukan dampak
kepuasan akal karena argumen yang tak terbantahkan sebagaimana yang terdapat
pada natsr (prosa).