(SALAMKU PADA MU)
Pada hari Rabu siang saat kegiatan ekstrakurikuler Arabic Club MAN
2 Semarang akan dimulai, terdapat 2 orang siswa yang bernama Nia dan Izzul
sudah lebih awal berangkat dan berada di kelas XI IPS 1 sembari menunggu
teman-teman yang lain datang.
Beberapa menit kemudian seorang siswa yang bernama Shobirin masuk
ke dalam ruangan tersebut untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Arabic Club.
Pada saat ia masuk terjadilah dialog di antara ketiga siswa tersebut.
Shobirin : Assalamu ’Alaikum (السلام عليكم)
Nia : Wa’alaikum
Salam (وعليكم سلام)
Izul : Wa’alaikumus
Salam (وعليكم السلام)
Pada saat itu terjadi perbedaan cara menjawab
salam antara Nia dan Izul, yang kemudian memicu terjadinya perdebatan di antara
ketiganya.
Shobirin :
Kenapa jawaban salam kalian berdua berbeda? Apakah kalian lagi gak akur?
(Sambil menyindir)
Izul :
Beda sedikit kan tidak masalah, (Sambil senyum)
Nia :
Betul apa yang dikatakan Izul,
Shobirin :
Memang kalau didengar bedanya cuma sedikit, tapi jika dilihat dari segi arti
dan tata kramanya sangat berbeda
Kemudian Shobirin menerangkan perbedaan tersebut
secara rinci kepada Izul dan Nia.
السَّلامُ (Semua bentuk keselamatan)
Ada keselamatan dunia, akhirat, aqidah, iman,
rizqi dan lain-lain.
سَلامٌ (Salah satu bentuk keselamatan)
Itu adalah perbedaan dari segi arti. Sedangkan
perbedaan dari segi tata krama yaitu, ketika orang lain mendo’akanmu dengan
menggunakan kata (السلام) namun kamu mendo’akannya dengan menggunakan kata (سلام), maka seolah-olah kamu
tidak berterimakasih kepadanya dan terkesan pelit.
Nia :
Oh Begitu...
Jadi mulai sekarang mari kita biasakan
menjawab salam yang benar
Izul :
Mari kita ajak teman-teman yang juga!
Demikianlah dialog dan perdebatan yang terjadi
di antara ketiga siswa tersebut di awal-awal kegiatan ekstrakurikuler Arabic
Club.
CERITA DI ATAS ADALAH FIKTIF BELAKA, DENGAN DEMIKIAN
MATERI DI ATAS DAPAT TERSAMPAIKAN DENGAN LEBIH MUDAH
ADAPUN PENJELASAN SECARA ILMIAHNYA ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
Dalam sastra Arab atribut alif-lam (ال) mempunyai banyak
fungsi, salah satunya yaitu ketika ada sebuah kata benda yang terpasang alif-lam
jenis ini, maka kata benda tersebut adalah kata benda yang bersifat
menyeluruh, dengan artian bahwa setiap cabang atau jenis dari kata benda
tersebut terwakili oleh satu kata benda yang terpasang jenis alif-lam ini
(استغراق جميع أفراد الجنس). Contoh:
الحمد لله (Segala
Puji Bagi Allah)
Kata حمد berarti pujian (tanpa alif-lam)
namun pada contoh bacaan hamdalah kata حمد dipasang alif-lam yang
berfungsi sebagaimana penjelasan di atas. Maka oleh karena itulah kalimat hamdalah
diartikan (segala puji bagi Allah) bukan (puji bagi Allah).
Pemasangan alif-lam jenis ini pada kalimat hamdalah
adalah didasari oleh hakikat yang mengatakan bahwa memang segala jenis pujian
hanya patut disanjungkan untuk Allah, karena Dia adalah Tuhan Pemberi segalanya
dan Pencipta seluruh alam. “PUJIAN” disini mencakup semua jenis pujian, entah
itu pujian atas rejeki yang didapat, keselamatan saat berkendara, ilmu yang
dipahami, dan sebagainya.
Seperti halnya masalah pemasangan alif-lam pada
kalimat hamdalah, pemasangan atribut alif-lam pada kalimat
salam juga mempunyai alasan yang serupa.
MARI KITA AMBIL ILMU YANG ADA DALAM TULISAN INI, PASTI
BERMANFAAT
"السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ وبَرَكَاتُهُ"
"وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ
وبَرَكَاتُهُ"