A.
Pemahaman Mengenai Keterampilan Menulis
Menulis
merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang
yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan untuk
menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat
dipahami oleh pembaca dengan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak
langsung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis merupakan kegiatan
seseorang untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar
bisa dipahami oleh pembaca. Seorang penulis harus memperhatikan kemampuan dan
kebutuhan
pembacanya.
Kegiatan
menulis sangat penting dalam pendidikan karena dapat membantu siswa berlatih
berpikir, mengungkapkan gagasan, dan memecahkan masalah. Menulis adalah suatu
bentuk berpikir, yang juga merupakan alat untuk membuat orang lain (pembaca)
berpikir. Dengan menulis, seseorang siswa mampu mengkonstruk berbagai ilmu atau
pengetahuan yang dimiliki dalam sebuah tulisan, baik dalam bentuk esai,
artikel, laporan ilmiah, cerpen, puisi, dan sebagainya.[1]
Sebagaimana hubungan antara kemampuan menyimak dan kemampuan
membaca, yang sama-sama kemampuan bahasa pasif-represif dengan rincian
kemampuan yang mirip satu sama lain, demikia juga hubungan antara kemampuan
berbicara dan kemampuan menulis. Keduanya merupakan kemampuan bahasa
aktif-produktif yang mengasumsikan adanya isi masalah yang hendak disampaikan
disamping sistem penataan yang sistematis terhadap isi masalah tersebut agar
dapat dipahami deengan baik oleh pendengan atau pembaca. Perbedaan yang lebih
jelas menyangkut penggunaan bahasa karena adanya perbedaan hakikat dan
ciri-ciri keduanya. Kegiatan berbicara pada umumnya terjadi secara lebih
spontan dibandingkan dengan kegiatan menulis, kecuali jenis kegiatan berbicara
yang perlu dipersiapkan secara tertulis seperti dlam menyajikan makalah
misalnya. Dalam kehidupan sehari-hari, berbicara pada umumnya lebih bersifat
spontan dan tidak disertai cukup
kesempatan untuk mengatur segala sesuatu yang perlu diungkapkan, baik dalam hal
masalah yang harus disampaikan maupun bahasa yang digunakan untuk
mengungkapkannya. Dalam berbicara pilihan kata-kata dan ungkapan yang
diperlukan tidak senantiasa sempat terpilih secara saksama dan susunan kalimat
tidak sempat pula disusun menurut kaidah tata bahasa yang cermat
Seperti halnya tes berbicara, tes kemampuan menulis juga merupakan
kegiatan penggunaankemampuan bahasa yang aktif-produktif yang sebaiknya
diselenggarakan dalam bentuk tes subyektif. Penyelenggaraan tes menulis dalam
bentuk tes subyektif, tidak saja lebih sesuai dengan tujuan mengungkapkan
pikiran penulis yang bersifat subyektif, melainkan juga sesuai dengan kegiatan
menulis sebagai kegiatan aktif-produktif yang juga subyektif. Penggunaan tes
subyektif untuk tes kemampuan menulis, seperti halnya untuk kemampuan
berbicara, tidak sesuai dengan hakikat kegiatan menulis yang sarat dengan
unsur-unsur penggunaan bahasa yang sangat tergantung pada kesukaan dan
kreatifitas penulisnya. Sebagai bagian dari kelengkapan penyusunan tes menulis
dalam bentuk tes subyektif, penyusunan rambu-rambu penskoran (scoring guide)
perlu diutamakan.[2]
B.
Sasaran Pembelajaran Menulis
Dibawah ini adalah beberapa tujuan pembelajaran keterampilan
menulis berdasarkan tingkatnya:
1.
Tingkat pemula
a.
Menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana
b.
Menulis satuan bahasa yang sederhana
c.
Menulis pernyataan dan pertanyaan yang sederhana
d.
Menulis paragraf pendek
2.
Tingkat menengah
a.
Menulis pernyataan dan pertanyaan
b.
Menulis paragraf
c.
Menulis surat
d.
Menulis karangan pendek
e.
Menulis laporan
3.
Tingkat lanjut
a.
Menulis paragraf
b.
Menulis surat
c.
Menulis berbagai jenis karangan
d.
Menulis laporan[3]
C.
Bentuk-bentuk Tes Keterampilan Menulis
1.
Menceritakan gambar
Buatlah
karangan singkat dengan gambar berikut sebagai patokan. Bila perlu gunakanlah
nama tempat atau orang yang anda anggap sesuai untuk karangan yang anda tulis.
......................................... (contoh)
2.
Membuat singkatan (ringkasan)
Bacalah sebuah naskah dengan seksama dan pahamilah isinya. Kemudian
buatlah ringkasan dari bacaan itu dengan susunan dengan susunan bahasa anda
sendiri sepanjang satu halaman (kira-kira 300 kata).
........................................(contoh)
3.
Menulis bebas
Buatlah
karangan kira-kira sepanjang dua halaman (kira-kira 600 kata) tentang salah
satu dari masalah-masalah berikut ini:
...................................(contoh)[4]
.......................................................................................
Dalam
tes kemampuan menulis, agar peserta didik dapat memperlihatkan ketermpilannya,
maka perlu disiapkan tes yang baik. Masalah yang terjadi dalam penilaian pun
harus diperhitungkan dengan baik untuk memperendah kadar subjektivitas pada
saat melakukan penilaian. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana mendapatkan
atau memilih teknik penilaian yang memungkinkan untuk memperkecil kadar
subjektivitas tersebut.
Dalam
kaitannya dengan penilaian karangan, berikut ini ada beberapa kriterianya
yaitu:
1.
Kualitas dan ruang lingkup isi.
2.
Organisasi dan penyajian isi.
3.
Komposisi.
4.
Kohesi dan koherensi.
5.
Gaya dan bentuk bahasa.
6.
Mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca.
8.
Respon afektif pengajar terhadap karya tulis.[5]
[1] http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/keterampilan-berbahasa_16.html
[1] M. Soenardi
Djiwandono, Tes bahasa pegangan bagi pengajar bahasa, (Jakarta: Indeks,
2008), hlm. 121-123
[1] Iskandarwassid
dan dadang sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 2009), Cet 2, hlm. 292-293.
[1] Iskandarwassid
dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 249-250.
No comments:
Post a Comment