SUGENG RAWUH SEDEREK-SEDEREK
SELAMAT MENIKMATI

Laman

Search This Blog

Sunday, November 2, 2014

RELIABILITAS


 
I.             PENDAHULUAN

Sudah diterangkan dalam, persyaratan tes, bahwa reliabilitas berubungan dengan masala kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf  kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasil berubah-uba, maka perubahan yang terjadi tidak berarti.
Konsep reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabila pembaca telah memahami konsep validitas. Tuntunan bahwa instrumen evaluasi harus valid menyangkut harapan diperolehnya data yang valid, sesuai dengan kenyataan. Dalam hal ini tuntunannya tidak jauh berbeda. Jika validitas terkait dengan ketepatan objek yang  tidak lain tidak menyimpangnya data dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar, maka konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali. Berikut pembahasan tentang reliabilitas yang lebih luas dan mendalam.

II.          RUMUSAN MASALAH
A.    Pengertian Reliabilitas
B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas
C.     Cara-cara Mencari Reliabilitas

III.      PEMBAHASAN
A.    Pengertian Reliabilitas
Kata reliabilitas dalam bahasa indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Seseorang dikatakan dapat dipercaya jika orang tersebut selalu bicara ajeg (konsisten), tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu. Demikian juga halnya dengan sebuah tes, tes bisa dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap (consisten) apabila diteskan berkali-kali. Reliabilitas juga sering diartikan dengan keterandalan (dependebility), kesetabilan (stability), ketetapan dan keajegan. Yaitu, jika sekelompok siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (rangking) yang sama atau ajeg dalam kelompoknuya.
Ajeg atau tetap tidak selalu harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Jika keadaan A mula-mula berada lebih rendah dibandingkan dengan B, maka jika diadakan pengukuran atau tes ulang, si A tetap berada lebih rendah dari B. Itulah yang dikatakan ajeg atau tetap, yaitu tetap dalam kedudukan siswa diantara anggota kelompok yang lain. [1]
Sebetulnya reliabilitas merupakan sifat yang ada pada data atau skor yang dihasilkan oleh instrumen, namun untuk memudahkan, reliabilitas dapat dikatakan sifat dari instrumen juga. Dengan demikian kurang tepat kiranya kalau dipertanyakan apakah suatu instrumen itu memiliki reliabilitas atau tidak. Akan tetapi, yang tepat adalah apakah suatu instrumen dapat menghasilkan data atau skor yang memiliki tingkat reliabilitas yang memadahi atau tidak.[2]
Suatu instrumen evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reliabilitas tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Reabilitas memberikan konsistensi yang membuat terpenuhinya syarat utama, yaitu validnya suatu hasil skor instrumen. Disamping itu, reliabilitas juga menunjukkan gambaran praktis yang dapat diklasifikasikan berkaitan erat dengan syarat ketiga, yaitu bermanfaat (usability). Ini berarti semakin reliabel suatu tes, semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama dan bisa dipakai disuatu tempat sekolah, ketika dilakukan tes kembali.
Tidak reliabelnya suatu tes evaluasi, karena jika dilakukan pengetesan kembali hasilnya akan berbeda. Reabilitas suatu tes pada umumnya diekspresikan secara numerik dalam bentuk koefisien yang besarnya . Koefisien tinggi menunjukkan reabilitas tinggi. Sebaliknya, jika koefisien suatu tes rendah maka reabilitas tes rendah.[3]

B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas
Reliabilitas dipengaruhi oleh banyak faktor, namun secara garis besar dapat dikelompokan  menjadi tiga hal, yaitu:
1.      Hal yang berhubungn dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas butir-butir soalnya.[4]
Banyaknya soal pada suatu instrumen ikut mempengaruhi derajat reliabilitas. Dengan semakin banyaknya soal-soal maka tes yang bersangkutan cenderung menjadi semakin reliable, akan tetapi penambahan butir-butir soal tes adakalanya merugikan, hal ini disebabkan oleh:
a.       Butir-butir instrumen yang ditambahkan tersebut memiliki karakter yang sama dengan butir-butir tes yang sudah ada, misalnya tidak lebih mudah atau lebih sulit, hal ini hanya akan menambah waktu, biaya dan tenaga saja.[5]
b.      Subjek yang mengisi instrumen atau yang mengerjakan tes tersebut terpengaruh secara psikologis dengan bertambahnya butir-butir soal, misalnya subjek menjadi lelah.[6]
2.      Hal yang berhubungan peserta tes (tesstee)
Suatu tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar kecilnya reliabilitas tes.[7]Dan semakin heterogi (beragam) suatu kelompok dalam mengerjakan tes, maka tes tersebut akan cenderung menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi.[8]
3.      Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes.
Penyelenggaraan tes yang bersifat administratif sangat menentukan hasil tes. Contoh:
a.       Petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai, akan memberikan ketenangan kepada para siswa dalam mengerjakan tes, dan dalam penyelenggaraan tidak akan banyak pertanyaan. Ketenangan ini tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil tes.
b.        Pengawas yang tertib akan mempengaruhi hasil yang diberikan oleh siswa terhadap tes. Bagi siswa tertentu adanya pengawasan yang terlalu ketat menyebabkan rasa jengkel dan tidak dapat dengan leluasa mengerjakan tes.
c.         Suasana dan kondisi testing
Suasana ketika berlangsung tes, seperti tenang, gaduh, banyak gangguan juga mempengaruhi hasil tes.[9]
Adanya hal-hal yang mempengaruhi hasil tes ini semua, secara tidak langsung akan mempengaruhi reliabilitas soal tes.

C.    Cara-cara Mencari Reliabilitas
Koefisien reliabilitas suatu instrumen dinyatakan dalam rumus “ ” yang menunjukkan hasil penghitungan untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen tersebut. Jika telah diketahui  maka konsultasikan hasilnya dengan nilai r tabel ( ).
Apabila “ ” lebih besar atau sama dengan “ ” ( ) dapat diartikan ada korelasi yang signifikan, dan kesimpulannya instrumen tersebut reliable. Begitu pula sebaliknya, jika “ ” lebih kecil atau sama dengan “ ” ( ) maka dapat diartikan tidak ada korelasi yang signifikan dan kesimpulannya instrumen tersebut tidak reliable.
Untuk mengetahuio koefisien reliabilitas   ” terdapat beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
                               1.      Metode Bentuk Paralel (Equivalent Method)
Metode paralel dilakukan dengan cara menyusun dua instrumen yang hampir sama (equivalent), kemudian diuji cobakan pada sekelompok responden (siswa) yang sama.[10] Dan kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai karakteristik yang sama. Krakteristik yang dimaksud misalnya mempunyai jumlah item sama, struktur sama, mempunyai tingkat kesulitan, petunjun, cara pensekoran dan interpretasi yang sama juga.[11]
 Kemudian dari kedua hasil uji coba tersebut dikorelasikan dengan teknik korelasi product moment.
                        Rumus:
                           atau  =
Keterangan:
N         = Jumlah subyek (sampel/testee).
X         = Skor-skor hasil tes pada separoh belahan pertama.
Y         = Skor-skor hasil tes pada separoh belahan kedua.
     = Product of the moment = jumlah dari hasil perkalian silang antara q                          frekuensi sel pada peta korelasi, dengan  dan .
Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu yang lebih karena harus menyusun instrumen dua kali dan mencobakan dua kali juga.[12]
                               2.      Metode Tes Ulang (Test-retest Method).
Metode ini dilakukan untuk menghindari penyusunan instrumen dua kali. Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya membuat satu seri tes tetapi dicobakan dua kali pada kelompok yang sama.[13] Reliabilitas test-retes dapat dilakukan dengan memberikan tes pada suatu kelompok,  selang beberapa waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu, lakukan kembali tes yang sama dengan kelompok yang sama tersebut, kemudian korelasikan hasil kedua tes tersebut.
Tes-retes juga mempunyai kekurangan, yaitu faktor waktu jeda atau tenggang yang diambil, ketika dilakukan tes pertama dengan tes kedua. Jika interval waktu terlalu pendek, testee memiliki kesempatan untuk mengingat jawaban dalam tes sehingga tes yang kedua dapat dipastikan lebih baik. [14]
                               3.      Metode Belah Dua
Tes cukup dilakukan sekali. Untuk menghitung koefisien reliabilitas maka semua jawaban masing-masing peserta dibagi menjadi dua bagian, yaitu jawaban butir nomor genap dan nomor ganjil atau jawaban butir nomor awal dan nomor akhir. Reliabilitas yang digambarkan baru sebagian dari tes sebenarnya, maka formula korelasi perlu digunakan untuk meningkatkan ketepatan perhitungan tingkat konsistensi. Formulasi korelasi yang digunakan adalah menggunakan korelasi Spearman-Brown, yaitu:
                        =
keterangan:
          = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.
        = koefisien reabilitaas yang sudah disesuaikan.[15]
                               4.      Metode Kuder-Richardson
Penerapan metode ini dengan persyaratan menggunakan skor dengan dua kemungkinan yaitu skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Pada metode ini ada KR-20 dan KR-21. Penerapan KR-20 menggunakan penghitungan persentase jawaban benar untuk masing-masing butir soal diberi tanda p, dan yang salah diberi tanda q, disamping varian seluruh skor ( ditandai S2). Sedangkan rumus KR-21 penerapannya hanya memerlukan penghitungan skor rataan (ditandai dengan M, mean).
                        Rumus KR-20:
                         
                        Keterangan:
                                = Koefisien reliabilitas tes.
                          n        = Banyaknya butir item.
1        = Bilangan konstant.
      = Varian total.
                     = Proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item yang        
                           bersangkutan.
       = Proporsi testee yang menjawab dengan salah.
               = Jumlah hasil dari perkalian  dengan



              Sedangkan rumus untuk mencari varian, adalah:
 
            = Varian
              = Jumlah peserta tes

Rumus KR-21:
 
            = Koefisien reliabilitas tes.
n                = Banyaknya butir item.
1               = Bilangan konstant.
             = Varian total.
            = Mean total (rata-rata hitung dari skor total)

                               5.      Metode Koefisien Alfa
Metode ini digunakan pada soal-soal yang tidak bisa dilakukan dengan penskoran 1 atau 0 seperti dalam soal bentuk esai. Jadi tidak bisa diterapkan pada butir-butir yang tidak bisa diskor secara dikotomis, melainkan berbentuk rentangan. Rumusnya adalah:
                    
                               = Koefiseien reliabilitas tes
n          = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1          = Bilangan konstan
     = Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item.
        = Varian total.[16]

IV.             KESIMPULAN
Kata reliabilitas dalam bahasa indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. . Reliabilitas juga sering diartikan dengan keterandalan (dependebility), kesetabilan (stability), ketetapan dan keajegan. . Reabilitas suatu tes pada umumnya diekspresikan secara numerik dalam bentuk koefisien yang besarnya .
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas secara garis besar dapat dikelompokan  menjadi tiga hal, yaitu;  Hal yang berhubungn dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas butir-butir soalnya,  Hal yang berhubungan peserta tes (tesstee), Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes.
Reliabilitas dapat dicari dengan beberapa metode, yaitu; metode bentuk paralel (equivalent method), metode tes ulang (test-retest method), metode belah dua, metode kuder-richardson, metode koefisien alfa.

V.                PENUTUP
Alhamdulillah puji syukur kehadhirat Allah, pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin.  Tentunya makalah ini masih banyak kekurangan dan tak luput dari kesalahan. Mungkin kalau ada kebenaran itu semata-mata karena Allah, dan kalau ada kesalahan itu dikarenakan masih kuurangnya ilmu dari pemakalah. Mudah-mudahan yang sedikit ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amiin ..






DAFTAR KEPUSTAKAAN


Arikuntoro, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.
Novidjanti, Lilik, dkk, Evaluasi Pembelajaran Edisi Pertama paket 8-14, tt.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan  Oprasional, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Widoyoko, Eko Putro, Evaluasi Program Pembelajaran, cet.3, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

No comments:

Post a Comment