SUGENG RAWUH SEDEREK-SEDEREK
SELAMAT MENIKMATI

Laman

Search This Blog

Sunday, November 2, 2014

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN USIA DEWASA



I.             PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang dibekali oleh fikiran. Bekal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk Allah yang lainnya. Fikiran sebagai bekal utama yang dibawa manusia semenjak dilahirkan di dunia merupakan alat bagi manusia untuk berkembang. Namun demikian, Allah SWT juga memberikan keistimewaan kepada manusia berupa kemungkinan untuk mengalami proses pertumbuhan fisik, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah di dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الأرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الأرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS: Al-Hajj: 5)
Pada ukuran normal, perkembang psikis dan pertumbuhan fisik merupakan dua hal yang saling berdampingan. Seiring dengan pertumbuhan fisik yang dialami oleh manusia, maka di sisi yang lain ia juga mengalami perkembangan psikis. Sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam ayat Al-Qur’an di atas, kedua proses ini mempunyai beberapa tahapan, yaitu mulai dari penciptaan sampai kematian.
Salah satu dari tahap-tahap tersebut adalah tahap dewasa.  Pada tahap dewasa ini, setidaknya manusia diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu masa awal dewasa (early adulthood), masa pertengahan dewasa (middle adulthood), masa akhir dewasa (late adulthood). Dalam setiap klasifikasi tersebut mempunyai batasan-batasan serta ciri-ciri khusus yang akan dibahas pada makalah ini.

II.          RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimanakah Psikologi Perkembangan Masa Dewasa Awal?
B.     Bagaimanakah Psikologi Perkembangan Masa Dewasa Madya?
C.     Bagaimanakah Psikologi Perkembangan Masa Dewasa Akhir?

III.      PEMBAHASAN
A.    Psikologi Perkembangan Masa Dewasa Awal
Selama masa dewasa yang panjang ini manusia sering kali mangalami adanya perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologisnya yang terjadi pada waktu yang telah ditentukan sebagaimana masa kanak-kanak dan masa remaja.
Dalam psikologi islam dewasa dini disebut dengan fase taklif, fase dimana seseorang telah menjadi manusia dewasa yang telah dikenai kewajiban sebagai ‘Abdullah dan sebagai khalifah di bumi, dalam proses menjadi pribadi yang berkualitas.
Sebagaimana yang tercantum dalam Q.S Al-Baqarah ayat 30:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Fase ini akan dapat dijalani oleh seseorang dengan baik bila dalam fase-fase sebelumnya telah mempersiapkan diri agar peran sebagai abdullah dapat terlaksana secara optimal, yang mampu berfikir, bersifat tauhidik, memahami dan menjalankan perintah-perintah Allah dan hukum-hukum Allah dengan baik.[1]
Masa dewasa awal atau dini adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen bahkan masa ketergantungan yang melibatkan perubahan nilai-nilai, kreatifitas dan juga penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan sosial baru. Orang dewasa muda ini diharapkan memainkan peran baru, seperti peran atau figur menjadi suami-istri, orang tua dan pencari nafkah. Dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan dan nilai baru yang sesuai dengan tugas-tugas baru tersebut. Oleh karena itu penyesuaian diri tersebut menjadikan periode ini suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup seseorang.
Periode ini sangat sulit karena sebagai seseorang yang telah mencapai dewasa diharapkan dapat mengadakan penyesuaian diri secara mandiri, dan apabila mereka mengahadapi kesulitan yang sekiranya sukar diatasi, mereka ragu-ragu untuk meminta pertolongan dan nasehat orang lain sebab akan enggan bila dianggap “belum dewasa”.[2]
Minat pribadi seseorang pada masa masa dewasa awal ini meliputi perhatian pada penampilan, pakaian dan tata rias, lambang-lambang kedewasaan (seperti gaya rambut, model pkaian, gaya berbicara dan sebagainya), status, uang dan agama.
Kegiatan sosial pada masa dewasa awal ini sering kali dibatasi oleh berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga sehingga merasa dirinya terbebani dan hubungan baik dengan teman-teman sebaya semasa remajanya menjadi renggang. Sebagai akibatnya banyak orang dewasa awal mengalami keterpencilan sosial atau Erikson menyebutnya dengan “krisis isolasi” yakni masa kesepian karena terisolasi dari kelompok sosial.
Masalah utama dalam penyesuaian pekerjaan pada masa dewasa awal ini meliputi pemilihan pekerjaan, mencapai sebuah kestabilitasan dalam pilihan, dan penyesuaian terhadap situasi kerja. Ukuran keberhasilan seorang pria dan wanita dalam melakukan penyesuaian diri dapat dinilai dari segi prestasi, perubahan pekerjaan secara sukarela dan kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan.[3]
a.       Perkembangan fisik
Ditinjau dari aspek perkembangan fisik, pada masa dewasa awal ini kemampuan fisik mencapai pada puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan pada masa ini artinya pada periode ini kemampuan reproduktif seseorang berada di tingkat tertinggi disertai dengan kondisi fisik yang baik, namun sejak usia sekitar 25 tahun keatas perubahan fisik mulai terlihat, yang ditandai  dengan kekuatan fisik mengalami kemunduran secara berangsur-angsur sehingga lebih mudah terserang penyakit.[4] Kemudian perkembangan sensorik masa dewasa dini ini baik dari segi daya akomodasi penglihatan maupun pendengaran masih normal dan stabil, belum terjadi penurunan fungsi daya sensoriknya. Demikian perkembangan otaknya juga masih bagus dalam menyimpan kapasitas memori nya.[5]
b.      Perkembangan kognitif
Motif kognitif memiliki urgenisitasnya tersendiri dalam kehidupan manusia sebab perkembangan kognitif diperoleh melalui proses pembelajaran yang menjadi salah satu keistimewaan manusia bahkan motivasi tertinggi bagi manusia agar mampu mendapatkan semua hak-haknya. Kemampuan kognitif tingkat dewasa tercakup dalam memori, kreatifitas, intellegensi dan kemampuan belajar, pada umumnya orang mempercayai bahwa dengan seiringnya bertambah usia proses kognitif dewasa mengalami penurunan. Namun keyakinan akan kemerosotan proses kognitif yang disebabkan oleh penurunan daya fisik, sebenarnya hanyalah stereotip budaya yang meresap dalam diri seseorang saja.
Para ahli psikologi menyatakan bahwa pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu perubahan yang signifikan. Pemikiran orang dewasa muda menjadi lebih konkret dan pragmatis. Sementara Gisela Labouvie-Vief menyatakan bahwa pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu perubahan yang signifikan. Pemikiran orang dewasa muda menjadi lebih konkret dan pragmatis.
c.       Perkembangan psikososial
Perkembangan psikososial yang terjadi pada masa dewasa awal ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan, yang mana selama periode ini seseorang melibatkan diri secara khusus dalam dunia karir, pernikahan, dan hidup berkeluarga.
Menurut Erikson menjelaskan bahwa perkembangan psikososial selama masa dewasa mencakup tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memerhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Sedangkan generativitas adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan (misalnya keturunan, produk-produk, ide dan sebagainya) dan pembentukan, serta penetapan garis-garis pedoman untuk generasi mendatang.[6]
Adapun perkembangan integritas pada usia dewasa muda berupa suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda, orang, produk dan ide, kemudian menyesuaikan diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Tahap ini dimulai kira-kira pada usia 65 tahun.
Adapun tugas pada masa dewasa dini meliputi:
a)      Memilih Pasangan hidup
b)      Belajar hidup bersama sebagai pasangan suami-istri
c)      Mulai hidup dalam naungan satu keluarga
d)     Belajar mengasuh anak
e)      Mengelola kehidupan rumah tangga
f)       Mulai bekerja atau memebangun karir
g)      Mulai menerima bertanggung jawab sebagai warga negara
h)      Bergabung dengan suatu aktifitas atau perkumpulan sosial.[7]

B.     Psikologi Perkembangan Masa Dewasa Madya
Beberapa pakar berbeda pendapat dalam membatasi rentang usia pada masa setengah baya. Ada yang berpeendapat bahwa masa setengah baya berlangsung dari usia 31-60 tahun. Ada pula yang mengatakan setengah baya dari usia 40-60 tahun. Setengah baya bisa juga disebut dengan masa setengah baya.
Masa setengah baya menunjukkan banyak kesamaan dengan masa remaja. masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan-perubahan yang begitu cepat bersifat isik maupun psikis. Demikian juga dengan masa setengah baya. Perbedaannya, jika pada masa remaja perubahan-perubahan tersebut bersifat perkembangan, sedangkan pada masa setengah baya perubahan-perubahan tersebut bersifat pemunduran.
Kebanyakan orang menganggap masa setengah baya dengan memberikan beberapa label sebagai berikut :
a)      Masa yang ditakuti atau a dreaded period
Bagi wanita, usia setengah baya tidak hanya menurunnya kemampuan reproduktif dan datangnya menopause, tapi juga merosotnya daya tarik seksual. Mereka sangat khawatir dan mendambakan ketertarikan suami seperti masa-masa sebelumnya. Umumnya, mereka cemburu pada wanita-wanita muda yang bergaul dengan suami mereka. Hal ini menyebabkan para wanita banyak bersedih dan kurang gembira dalam hidup.
Bagi pria, setengah baya merupakan masa yang mengandung arti menurunnya kemampuan fisik (secara menyeluruh) termasuk berkurangnya vitalitas seksual. Beberapa kaum pria yang yang mengalami tanda-tanda menurunnya kemampuan seksual ini, mengalihkan perhatiannya pada kesibukan kerja demi peningkatan prestasi. Ada pula di antaranya yang justru sibuk memperhatikan penampilan, berdandan sedemikian rupa untuk menarik perhatian wanita muda.
W.G. Muelder dalam sebuah artikel yang berjudul “Middle Age: problem and challenge,” tanpa tedeng aling-aling, dengan tegas mengatakan bahwa pria mengalami (semacam penderitaan) perubahan dalam hal kejantanan atau “verility” dan wanita megalami perubahan dalam hal kesuburan tau “fertility”.
b)      Masa transisi atau a time of transition
Dewasa madya merupakan masa transisi dari dewasa awal menuju dewasa lanjut. Dengan adanya perubahan-perubahan dalam hal fisik dan pola-pola perilaku baru, mengharuskan individu-individu dalam usia ini untuk belajar dan memainkan peranan-peranan baru pula. Seperti halnya dalam masa remaja, orang-orang pada masa dewasa madya ini diharapkan untuk berpikir dan berlaku yang berbeda dengan ketika mereka masih muda atau dewasa awal. Sama pula dengan masa pubertas, dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masa setengah baya mempunya hubungan yang berarti dengan keruwetan emosional yang dialami baik oleh pria maupun wanita. Dengan ini berarti bahwa menurunnya kejantanan bagi pria dapat membingungkan, menghawatirkan dan menyusahkannya. Sedangkan menurunnya kesuburan bagi wanita setengah baya dapat sangat menyedihkannya.
c)      Masa penyesuaian kembali atau a time of adjustment
Dalam masa dewasa madya seseorang haruslah membuat penyesuaian-penyesuain kembali terhadap perubahan-perubahan yang dialaminya. Apabila seseorang telah memasuki masa setengah baya, diharapkan orang tersebut telah siap melakukan perombakan-perombakan perilaku yang tidak selaras dengan kewajaran. Dengan kata lain diperlukan adanya penyesuaian kembali baik terhadap perubahan-perubahan fisik maupun perubahan-perubahan peranan.
Penyesuain terhadap perubahan peranan cenderung lebih sulit dilakukan dibanding penyesuian terhadap kondisi-kondisi fisik yang berubah. Pria harus melakukan penyesuain terhadap adanya perubahan kerja seperti akan datangnya pensiun. Bagi wanita, harus bersiap-siap untuk melakukan penyesuaian terhadap peranannya sebagai ibu rumah tangga. Yang sebelumnya ia merupakan wanita karir, namun memasuki masa setengah baya, wanita harus memusatkan kegiatannya pada urusan rumahtangga. Dengan kata lain, pada masa setengah baya, baik pria maupun wanita diharapkan bersiap menyesuaikan diri dengan akan datangnya pengunduran diri dari percaturan karir di luar rumah.
d)     Masa kseimbangan dan ketidakseimbangan atau a time of equilibrium and disequilibrium
Keseimbangan atau equilibrium pengertiannya mengacu pada adanya penyesuaian layak yang dilakukan oleh orang-orang dewasa (sehubungan dengan perubahan fisiknya) yang dicapai pada tingkat usia tertentu. Sedangkan ketidakseimbangan merupakan keadaan sebaliknya, yaitu masih terjadinya kegoncangan penyesuaian yang dialami dalam usia-usia tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedua keadaan ini datang dari diri sendiri (internal) maupun dalam hubungannya dengan pasangan.
Bagi hubungan suami istri, keseimbangan pada masa setengah baya dapat dicapai jika ada penyesuaian  secaara menyeluruh dan radikal pada pola-pola kehidupannya. Kesimbangan tersebut ditandai dengan adanya keadaan tenang dan damai di rumah tidak lagi “keluyuran” baik secara fisik maupun psikis.
Berkaitan dengan ketidakseimbangan hubungan suami istri, E.B. Hurlock mengatakan bahwa bayak persoalan-persoalan perkawinan yang mendatangkan ketidakbahagiaan, keributan bahkan perceraian. Jika ditelusuri, hal tersebut terjadi karena tidak mampunya sepasang suami istri tersebut dalam menyesuaikan perubahan-perubahan yang dialami pasangannya.
e)      Usia berbahaya atau  a dangerous age
W. G. Muelder (1958), dengan tegas mengatakan bahaya usia setengah baya sebagai masa celaka dalam hal pencocokan-serentak (unfortunate syncronization) terhadap perubahan kehidupan bagi wanita dan masa memberontak atau menyeleweng bagi pria. Pernyataan Moulder itu mengandung arti bahwa wanita usia setengah baya mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan peranannya dan perubahan fisik yang dialami, sehingga menghambatnya untuk cepat “Betah di rumah”. Sedangkan pria akibat perubahan-perubahan fisik, kemampuan seksual yang menurun, adanya semacam rasa terancam dari pensiun yang sgera dijalani; sehingga merasa kurang berarti dalam hidup dan ada kecenderungan untuk membuktikan diri bahwa ia masih mampu dengan berbagai tindak laku pemberontakan dan penyelewengan.
Usia setengah baya yang berbahaya itu, menurut banyak penelitian ahli, tidak saja meliputi hubungan suami istri, melainkan juga melingkupi bahaya-bahaya lain. Misalnya, mudah terjangkit penyakit (baik fisik maupun mental), menjadi pecandu alkohol, penyalah gunaan narkotik, kehancuran perkawinan dan bunuh diri.
f)       Usia kaku atau canggung atau a awkward age
Seperti halnya masa remaja, yang tidak lagi dapat disebut anak-anak dan juga belum dapat dikatakan dewasa, posisi setengah baya demikian juga. Sudah tidak lagi muda tetapi belum tua.
Oleh karena posisi yang demikian itu, orang-orang pada masa setengah baya banyak yang merasa tidak mendapat pengakuan dari masyarakat sekitarnya. Karena itu, mereka berusaha menutupi ketuaan dengan berbagai cara dan sejuh mungkin mencoba agar tidak terlihat tua. Adanya keinginan untuk tidak nampak tua itu diantaranya dinyatakan dengan busana yang dikenakan.
Dua keadaan yang bertentangan itu (berpakaian dan berdandan rapi) sebagai pembungkus ketuaan disatu pihak dan gejala konservatisme dalam hal mode pada pihak lain membuat para orang dewasa setengah baya ini nampak janggal dalam penampilanya. Kejanggalan-kejanggalan dalam penampilan orang dewasa ini menggambarkan keadaan yang kaku atau canggung (awkward) yang dialami oleh para orang setengah baya pada umumnya.
g)      Masa berprestasi atau a time of achievement
Berprestasi dalam usia setengah baya merupakan satu gambaran keadaan yang sangat positif dalam masa ini. Dalam hal ini Hurlock berpandangan bahwa apa yang dapat dicapai pada masa setengah baya tidak hanya sukses dalam hal keuangan dan sosial, tetapi juga dalam hal kekuasaan dan prestise. Pada umumnya, puncak prestasi itu dicapai dalam usia 40 sampai 50 tahun. Setelah seseorang tinggal bersenang-senang menikmati jerih payahnya. Para pejabat dan pemimpin formal kebanyakan berada dalam usia ini.
Dalam bidang kepemimpinan dan hubunganya dengan kekuasaan kebanyakan para pemimpin dalam bisnis, industri dan organisasi-organisasi masa, berusia antara 40 sampai 60 tahun. Masyarakat nampaknya baru mengakui kemampuan atau prestasi seseorang secara mantap dalam usia setengah baya. Atau dapat pula dikatakan bahwa usia setengah baya ini terdapat banyak peluang emas dari masyarakat untuk mencapai prestasi kerja dan prestasi sosial.
Dalam hubungan dengan prestise tersebut diatas itulah peranan kesempatan dan relasi-relasi sosial, begitu besar mempengaruhi cepat atau tidaknya  pencapaian suatu prestasi. Sesorang calon pemimpin akan dapat mencapai prestasi kepemimpinanya dengan baik, hanya jika ia mendapat respek dari masyarakat bawahanya. Tanpa itu, ia hanya mampu mencapai prestasi pribadi saja.[8]
Lebih dari beberapa label yang telah disebutkan di atas, Erikson mengatakan bahwa kualitas sintonik masa dewasa adalah generativitas yang didefinisikan sebagai “generasi akan keberadaan baru sebagaimana produk-produk baru dan gagasan baru.” Generativitas yang berurusan dengan menetapkan dan membimbing generasi selanjutnya, mencakup prokreasi anak, produksi bekerja, dan kreasi hal-hal serta gagasan-gagasan baru yang berkontribusi untuk membangun dunia yang lebih baik.[9]
1.      Perkembangan Fisik
Orang-orang setengah baya bisa dikatakan tumbuh (ke atas) dan mulai mengembang bagian tengah badanya. Hal itu disebabkan oleh penimbunan gumpalan lemak dan sebagian karena perubahan komposisi tubuh dimana beberapa otot dan jaringan tubuh yang lain ditimbuni lemak. Pada umumnya laki-laki khususnya lemak pada bagian atas tubuh lebih bertambah dan pada bagian bawah tubuh berkurang.
Dalam usia empat puluhan serat-serat rambut mulai menyusut dan kian tahun kian menipis khususnya bagi pria. Umumnya kebotakan dimulai pada bagian ubun-ubun. Warna rambut yang mulai keabu-abuan atau memutih sebagian juga mulai nampak pada usia ini.
Dalam usia setengah baya kulit pada wajah, tengkuk, lengan dan tangan menjadi kasar dan mulai menunjukkan kerut-merut. Kulit pada bagian atas mata biasanya mulai mengendor mengikuti umur yang menua dan garis biru melengkung dibawah mata.
Tulang-tulang orang dewasa dalam masa setengah baya secara gradual semakin berkurang kekuatanya dari tahun ke tahun dibandingkan dengan kekuatan mereka dalam masa-masa sebelumnya tulang-tulang yang kurang kuat itu berakibat mudah patah jika terbentur benda keras. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan tulang : rematik, encok dan semacamnya seringkali sangat mudah diderita oleh orang dewasa setengah baya.             
2.      Perkembangan Sensori
Daya sensori yanga sangat banyak berubah pada masa dewasa madya adalah mata dan telinga. Melemahnya fungsi mata disebabkan oleh menurunnya ukuran pupil, berkurangnya ketajaman lensa mata, pengaburan lensa, menurunnya daya tatap, dan adanya kecondongan dihinggapi penyakit seperti glaucoma, katarak, dan tumor.
Pendengaran orang-orang setengah baya juga mulai melemah. Berkurangnya daya tangkap pendengaran seringkali membuat mereka harus mendengar secara lebih teliti dibandingkan masa sebelumnya. Hal ini di antaranya disebabkan oleh pelekatan lendir pada gendang telinga, mengedurnya gendang telinga serta gangguan-gangguan syaraf pendengaran.
3.      Perkembangan psikologis
Beberapa sikap yang timbul pada Orang-orang dalam usia ini adalah sikap menolak dan perasaan tidak lagi percaya diri terhadap penampilan. Hal ini menimbulkan usaha-usaha diet yang brlebihan dan olahraga yang telalu berat yang justru dapat membahayakan kesehatan mereka. Kekhawatirran terkuat agaknya terdapat pada pihak ibu-ibu, mereka bahkan seringkali mencemaskan keadaan tubuhnya yang sudak tidak lagi menarik bagi suami(tidak selangsing dahulu).
Perasaan kecewa dan tidak puas juga sering menghinggapi orang-orang pada masa dewasa madya. Terutama bagi mereka yang kurang bisa menerima penurunan-penurunan kualitas yang terjadi pada diri mereka, baik dari kualitas fisik, sensori, gairah seksual dan lain sebagainya.[10]

C.    Psikologi Perkembangan Masa Dewasa Akhir (late adulthood)
Masa dewasa akhir (late adulthood), yaitu masa perkembangan yang berlangsung dari kira-kira usia 60-70 tahun sampai ke kematian. Masa ini merupakan masa penyesuaian terhadap menurunnya kekuatan dan kesehatan, serta masa pensiun dan berkurangnya penghasilan. Melihat kembali kehidupan dan menyesuaikan diri pada perubahan peran sosial juga merupakan ciri masa dewasa akhir, seperti juga berkurangnya tanggung jawab, meningkatnya kebebasan, dan menjadi kakek-nenek.[11]
Erikson mengatakan bahwa masa dewasa akhir mempunyai dua kemungkinan:
a.       Integritas (integrity) adalah ketika seseorang menjalani kebanyakan tahap perkembangan sebelumnya secara positif, retrospeksi akan menghasilkan kepuasan dan integritas pun tercapai.
b.      Rasa putus asa (despair) adalah ketika seseorang menjalani kebanyakan tahap perkembangan sebelumnya secara negatif, retrospeksi akan menghasilkan keraguan atau kemurungan-Erikson menyebutnya sebagai putus asa.[12]
Tanda-tanda mereka memasuki usia lanjut adalah sebagai berikut:
a.       Berat badan bertambah. Lemak mengumpul terutama disekitar perut dan paha.
b.      Rambut berkurang, menipis dan terjadi kebotakan (khususnya pria) terutama di kepala bagian atas disertai munculnya uban. Rambut di hidung dan telinga serta bulu mata lebih kaku, sedangkan rambut pada wajah tumbuh lambat dan kurang subur.
c.       Perubahan pada kulit. Kulit pada wajah, leher, lengan dan tangan menjadi kering, muncul noda (pigmentasi), berkurangnya sensitivitas, dan keriput. Kantung mata semakin mengembung, lingkaran hitamnya lebih permanen dan jelas. Muncul gelambir di bawah dagu dan seputar leher.
d.      Perubahan otot. Otot menjadi lembek dan mengendur, terutama pada bagian dagu, lengan atas dan perut.
e.       Persendian. Beberapa manula memiliki masalah persendian yang menyebabkan mereka mengalami kesulitan bergerak dan bekerja. Pada persendian sering terasa sakit dan muncul benjolan.
f.       Perubahan pada gigi. Gigi menjadi kuning dan tanggal, sehingga memerlukan pengganti gigi sebagian atau seluruhnya dengan gigi palsu.
g.      Perubahan pada pancaindera. Mata kehilangan cahayanya dibandingkan ketika muda dan cenderung lebih banyak mengeluarkan kotoran serta selalu berair. Berkurangnya kemampuan pandang, pengecap, mendengar, meraba dan membau.
h.      Masalah kesehatan. Mudah lelah, telinga berdengung, sakit pada otot, kulit bersisik, pusing-pusing, sakit pada lambung (sembelit, asam lambung, dan sendawa), kehilangan selera makan, dan insomania.
i.        Kemampuan intelektual dan kinerja mental. Mereka mempunyai tingkat intelektual yang lebih tinggi, relatif kurang mengalami penurunan mental dibandingkan dengan mereka yang tingkat intelektualnya rendah.
j.        Sindrom menopouse pada wanita dan sindrom klimatrik pada pria.[13]
Beberapa perubahan umum fungsi indera pada usia lanjut antara lain sebagai berikut:
a.       Penglihatan. Ada penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk melihat objek pada tingkat penerangan rendah dan menurunnya sensitifitas terhadap warna. Pada umumnya, orang berusia lanjut menderita presbyopia atau tidak dapat melihat jarak jauh dengan jelas, yang terjadi karena elastisitas lensa mata berkurang.
b.      Pendengaran. Orang berusia lanjut mengalami hilangnya kemampuan mendengar bunyi dengan nada yang sangat tinggi, sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan syaraf dan berakhirnya pertumbuhan sel basal yang mengakibatkan matinya rumah siput di telinga, walaupun masih tetap dapat mendengar nada rendah. Pria cenderung lebih banyak kehilangan pendengaran pada masa tuanya dibandingkan dengan wanita.
c.       Pengecap. Perubahan penting pada alat pengecap terjadi akibat berhentinya pertumbuhan tunas sel-sel pengecap pada permukaan lidah dan bagian dalam permukaan pipi.
d.      Penciuman. Daya penciuman menjadi kurang tajam sejalan dengan semakin tua usia, sebagai akibat dari pertumbuhan sel-sel dalam hidung terhenti dan sebagian lagi karena semakin lebatnya bulu hidung. Sudah menjadi kebiasaan adanya manula yang memakai parfum dengan berlebihan.
e.       Perabaan. Di usia tua, kulit mengalami banyak perubahan. Permukaan kulit menjadi kasar, bersisik, dan berkeriput akibat sel-sel yang mati sulit mengelupas, berkurangnya lemak permukaan, penipisan lapisan epidermis mencapai 20%, serat kolagen menurun, atrofi (penyusutan) tulang, otot, jaringan lemak, sehingga kulit menjadi tipis, kurang kenyal. Kondisi kulit seperti itu mengakibatkan indra peraba di permukaan kulit semakin kurang peka.
Perubahan pada kemampuan motorik dan kemampuan fungsional pada usia lanjut adalah sebagai berikut:
a.       Kapasitas kardiorespirasi. Umumnya, kapasitas kerja fisik menurun lebih cepat dibandingkan dengan kapasitas mental. Sesudah umur 45 tahun kapasitas kardioresoirasi yang diukur sebagai konsumsi oksigen maksimal (VO2maks), dapat menurun sebanyak 25% dalam tempo empat tahun. Itulah sebabnya pria dan wanita yang telah mencapai usia 55 tahun harus dikurangi beban kerjanya karena paru-parunya sudah tidak lagi sanggup mengambil oksigen yang dibutuhkan tatkala mendapat beban pekerjaan.
b.      Kekuatan. Penurunan kekuatan yang paling nyata adalah pada kelenturan otot-otot tangan bagian depan dan otot-otot yang menopang tegaknya tubuh.
c.       Kecepatan. Gerakan-gerakan besar yang dilakukan pada kecepatan maksimum memperlihatkan banyak perlambatan seiring bertambahnya umur.
d.      Kemampuan belajar. Manula cenderung lebih lambat dalam belajar pengetahuan dan keterampilan baru, dan hasil yang diperolehnya juga kurang memuaskan serta lebih cepat dilupakan.[14]
Penurunan kemampuan suatu organ adalah cerminan dari menurunnya kemampuan satuan-satuan yang membentuknya (sel). Karena satuan fungsi biologis yang ada dalam suatu organ adalah sel. Simpulan yang didapat dari penelitian-penelitian tentang sebab penuaan dalam level sel adalah sel-sel itu tidak mampu membuang sampah-sampah dan bekas-bekas interaksi yang terjadi di dalamnya. Karena tidak dapat terbuang secara sempurna, sampah-sampah itu akan menumpuk dalam wujud molekul-molekul yang kadang kala aktif dan menyatu dengan satuan-satuan sel biologis. Penyatuan ini menyebabkan berkurangnya efektivitas sel.
Proses ini berjalan sangat lambat dan pengaruhnya tidak akan tampak kecuali setelah bertahun-tahun. Dengan demikian tubuh memasuki fase kelemahan dengan sangat lambat.
Pada setengah pertama umur manusia biasanya terjadi pembaharuan secara terus-menerus pada sel-sel tubuh karena unggulnya proses regenerasi atas proses degenerasi. Pada fase berikutnya, dua proses itu menjadi imbang, kemudian pada fase terakhir (usia lanjut) proses degenerasi akan mengungguli proses regenerasi.[15] Inilah kejadian di balik penuaan yang dialami oleh organisme ber-sel banyak (multiseluler).
Ada beberapa beban psikologis yang dapat memperburuk kedatangan usia senja adalah sebagai berikut:
a.       Menerima pendapat umum dalam masyarakat yang mengatakan bahwa “lansia adalah orang yang tidak dapat diandalkan”. Dengan telah memasuki usia tua, mereka beranggapan, maka berakhir pula segalanya.
b.      Pengaruh perubahan fisik. Akibat penampilan fisik menurun dan mengalami hambatan dalam beraktivitas, manula lebih banyak yang tidak lagi ambil peduli terhadap penampilannya. Kondisi ini memunculkan sikap mental apatis, skeptis, selfis, dan menimbulkan masalah dalam interaksi sosial.
c.       Perubahan dalam pola kehidupan. Di usia lanjut, pada umumnya lansia akan kehilangan pekerjaan, anak yang telah dewasa, ditinggal wafat atau cacat oleh pasangan dan teman-temannya. Jika kemampuan penyesuaian diri menghadapi perubahan pola kehidupan tersebut lambat atau tidak mampu, akan menimbulkan stres. Mungkin kondisi ini pula yang menyebabkan munculnya stereotip manula itu cenderung berpenampilan serius, kaku, dan membosankan.
d.      Kecenderungan untuk “tidur” secara mental. Berhenti belajar, melakukan hal baru, perubahan kemampuan dan penampilan fisik, perubahan pola hidup dapat menjebak lansia untuk tidur secara mental atau tidak lagi memiliki semangat dan motivasi hidup.
e.       Pelepasan kegiatan sosial. Lepasnya beberapa jabatan yang pernah dipegang, faktor fisik dan mental seperti yang diuraikan di atas, mendorong hilang atau berkurangnya kegiatan sosial lainnya. Hal ini yang menyebabkan manula terasing dari pergaulan sosial adalah sikap egoisnya yang enggan mendengarkan keperluan orang lain, tetapi selalu membicarakan dirinya dan pengalaman masa lalunya dalam percakapan sehari-hari. Terasing secara sosial akan menambah beban mental karena tidak ada penyaluran emosional yang biasa terjadi dalam bersosialisasi.[16]

IV.      KESIMPULAN
Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan sosial baru yang terjadi pada standar  usia 18 atau 21 tahun hingga mencapai usia 40 tahun. Tahap dewasa muda ini diharapkan memainkan peran baru, seperti peran atau figur menjadi suami-istri, orang tua dan pencari nafkah dengan disertai pengembangan sikap-sikap baru, keinginan dan nilai baru yang sesuai dengan tugas-tugas baru tersebut.
Adapun perkembangan yang terjadi pada masa dewasa dini meliputi berbagai hal diantaranya kemampuan fisik yang berdasarkan kemampuan reproduktif seseorang berada di tingkat tertinggi disertai dengan kondisi fisik yang baik dan kemampuan kognitif tingkat dewasa tercakup dalam memori, kreatifitas, intellegensi dan kemampuan belajar, serta kemampuan psikososial seseorang mencakup pada tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
Masa dewasa madya merupakan masa transisi dari dewasa awal menuju dewasa lanjut. Beberapa ciri dari masa dewasa madya adalah : masa yang ditakuti, masa transisi, masa penyesuain kembali, masa keseimbangan dan ketidakseimbangan, usai berbahaya, usia canggung atau kaku sera masa berprestasi.
Dewasa mempunyai banyak kesamaan dengan masa remaja, termasuk dalam hal perkembangnan. Perbedaannya jika pada masa remaja perkembanga terebut bersifat pertumbuhan, sedangkan pada masa dewasa madya bersifat pemunduran. Perkembangan-perkembangan tersebut meliputi fisik, psikis, sensori, dan kognitif.
Masa dewasa akhir berlangsung dari kira-kira usia 60-70 tahun sampai ke kematian. Masa ini merupakan masa melihat kembali kehidupan penyesuaian terhadap menurunnya kekuatan dan kesehatan, masa pensiun dan berkurangnya penghasilan dan perubahan peran sosial.

V.          PENUTUP
Demikianlah uraian dari penulis mengenai “Psikologi Perkembangan Masa Dewasa. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah membukakan pintu rahmat-Nya, sehingga kita semua bisa mempelajari dan membahas ilmu-ilmu-Nya sedemikian rupa, terutama ilmu “Piskologi Perkembangan” yang sedang dipelajari ini. Tidak kurang dari itu, kelalaian maupun kekurangan penulis dalam menyajikan makalah ini sangatlah dimungkinkan adanya, oleh karena itu kritik beserta saran yang membangun sangatlah penulis harapkan demi kebaikan bersama.
Oleh karenanya kami ucapkan banyak terima kasih atas segala perhatian beserta partisipasinya, dan mohon maaf atas segala kekurangannya. Semoga apa yang telah dipelajari dan didapatkan kali ini bermanfaat, dan mendapat ridho beserta berkah dari Allah SWT. Amin

















DAFTAR KEPUSTAKAAN

Hidayati, Wiji dan Sri Purnami, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: TERAS, 2008.
Hurlock, Elizabeth B., Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga, TT.
Sabri, M. Alisuf, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1993.
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Mappiare, Andi, Psikologi Orang Dewasa, Surabaya: Usaha Nasional, 1983.
Feist, Jest dan Gregory J. Feist, Teori kepribadian, Jakarta: Salemba Humanika, 2002.
Mappiare, Andi, Psikologi Orang Dewasa.
Santrock, John W., Adolescence Perkembangan Remaja, Shinto B. Adelar, Sherly Saragih, Edisi 6, Jakarta: Erlangga, 2003.
Sa’abah, Marzuki Umar, Bagaimana Awet Muda dan Panjang Usia, Cet. 1, Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

Pasya, Ahmad Fuad, Rahiq Al-‘ilmi wa Al-Iman, Dimensi Sains Al-Qur’an Menggali Kandungan Ilmu Pengetahuan dari Al-Qur’an, Muhammad Arifin, Cet. 1, Solo: Tiga Serangkai, 2004.


No comments:

Post a Comment