SUGENG RAWUH SEDEREK-SEDEREK
SELAMAT MENIKMATI

Laman

Search This Blog

Sunday, November 2, 2014

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN



I.                   PENDAHULUAN
Manusia diciptakan oleh Allah SWT Melalui face-face pertumbuhan dan perkembangan, yang dalam prosesnya mengalami interaksi (saling mempengaruhi) antara kemampuan dasar (pembawa) diperoleh (hasil belajar dan pengaruh lingkungan).
Dalam pengertian tentang pertumbuhan dan perkembangan para ahli ilmu jiwa dan pendidikan tidak sama dalam memberi definisi. Menurut pandangan para ahli biologi, istilah “pertumbuhan”  diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran bentuk tubuh. Sedangkan istilah “perkembangan” dimaksudkan untuk menunjukkan perubahan-perubahan dalam bentuk atau bagian tubuh dan integrasi pelbagi bagiannya dalam suatu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung.
Diantara para ahli ada yang tidak membedakan istilah pertumbuhan dan perkembangan, sebagian yang lain membedakan dengan sangat hati-hati. Bahkan ada yang setuju akan istilah pertumbuhan saja, atau sebaliknya.
Maka dari itu kami sebagai pemakalah akan memaparkan pembahasan, sebagai berikut:
II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
B.     Periode Pertumbuhan dan Perkembangan
C.     Prinsip-prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan
D.    Hukum Mendel
E.     Faktor-faktor  yang Mempengaruhi Pertumbuhan

III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Dalam pengertian tentang pertumbuhan dan perkembangan, para ahli psikologi mempunyai perbedaan pengertian, tetapi dari setiap pengertian itu memiliki maksud yang sama.
Menurut pandangan para ahli biologi, istilah “pertumbuhan”  diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran bentuk tubuh. Sedangkan istilah “perkembangan” dimaksudkan untuk menunjukkan perubahan-perubahan dalam bentuk atau bagian tubuh dan integrasi pelbagi bagiannya dalam suatu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Jadi kalau pertumbuhan itudapat diukur, sedangkan perkembangan hanya dapat diamati dengan memperhatikan perubahan dalam bentuk tingkah laku.
(Drs. H. Sutrisno Ahmad , Psikologo pendidikan untuk kelas VI, (Ponorogo: darussalam Press, 2004), hlm. 8)

Sedangkan menurut para ahli psikologi, pengertian pertumbuhan dan perkembangan yaitu:
1.      Prof. Dr. F.J. Monk :
“Perkembangan ialah suatu proses yang kekal dan tetap yang mengarah kepada suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses pertumbuhan kemasakan dan belajar”.
2.      Lester d. Crow, ph.D dan Alice Crow, Ph.D.
Istilah pertumbuhan menunjukkan kepada perubahan struktur dan fisik individu sejak masih berbentuk konsepsional (janin) sampai pada periode prenatal (dalam kandungan) dan postnatal (setelah lahir) hingga ia dewasa. Dan istilah perkembangan lebih tepat dapat dipergunakan untuk menunjukkan potensi-potensi tingkah laku yang terpengaruh oleh rangsangan lingkungan.
3.      Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja
Pertumbuhan merupakam suatu proses pada anak yang menunjukkan perubahan-perubahan padanya (terutama jasmaniyahnya) secara otomatis. Sedangkan perkembangan suatu proses dalam pertumbuhan yang menunjukkan adanya pengaruh dalam, yang menyebabkan bertambahnya tempo, kualitas dalam pertumbuhan.(Drs. H. Mustaqim, M.Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 12-13)
Dari seluruh pengertian pertumbuhan dan perkembangan diatas dapat kita simpulkan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan manusia itu tidak dapat dipisah-pisahkan antara satu sama lain. Jadi apabila kita membedakan istilah-istilah tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa:
a.       Pertumbuhan adalah proses perubahan yang bersifat kuantitatif pada jasmani.
b.      Sedangkan perkembanganberkaitan dengan kualitatif pada jiwa atau tingkah laku.
B.     Periode Pertumbuhan dan Perkembangan
Individu senantiasa mengalami perubahan yang dinamis, pendidikan harus menyesuaikan dengan keadaan kejiwaan anak-anak pada masa tertentu, ini berarti pengetahuan tentang fase-fase perkembangan besar artinya. Sayang sekali para ahli tidak mempunyai suara bulat dalam hal ini, namun pada prinsipnya, mereka tetap menganggap hal itu penting. Mereka juga beranggapan bahwa periodisasi pada dasarnya lebih bersifat teknis daripada konsepsional. Dan disini terdapat empat  periodesasi dalam pertumbuhan dan perkembangan, yaitu:
1.      Masa Vital, Umur 0,0 sampai kira-kira 2,0 th.
Masa awal kehidupan inilah menjadi dasar penting (vital) bagi kelanjutan hidup jasmani dan rohani anak, maka bagi orang tua sebaiknya senantiasa memperhatikan kebutuhan jasmani yang memadai, seperti air susu, makanan tambahan yang bergizi dan lingkungan kebendaan yang cukup. Demikian pula kasih sayang dari kedua orang tua merupakan kebutuhan psikis yang tidak boleh dilupakan. (Drs. H. Mustaqim, M.Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 15)??
Yang banyak dipersoalkan oleh para ahli ialah kenyataan bahwa anak manusia yang baru saja lahir itu sangat tidak berdaya kalau dibandingkan dengan anak hewan, misalnya anak ayam, anak kambing, tapi bukan berarti manusia infeoritas terhadap hewan, tetapi justru sebaliknya.Justru karena lahir tidak berdaya, kemungkinannya untuk berkembang sangat luas. (Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Yoyakarta:  Rajawali Press: 2010), hlm. 196)
Masa kanak-kanak merupakan masa-masa yang sulit bagi orang tua karena pada masa kanak-kanak awal merupakan masa dimana anak-anak sedang mengembangkan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan yang pada umumnya kurang berhasil.
Sebutan yang digunakan para pendidik untuk usia pada anak-anak pada masa ini adalah  usia pra sekolah, yaitu usia yang belum memasuki usia sekolah atau masih berada di taman kanak-kanak, kelompok bermain,ataupenitipananak-anak. Dan sebutan yang digunakan ahli psikologi untuk usia ini adalah usia mainan.(http://duniapsikologi.dagdigdug.com/ciri-ciri-masa-awal-kanak-kanak), kamis 2011-03-03.
2.      Masa Estetis, kira-kira umur 2,0 sampai kira-kira 7,0 th.
Biasanya masa estetis dianggap sebagai masa berkembangnya rasa keindahan. Namun yang jelas pada masa ini anak mengalami perkembangan pada fungsi panca inderanya dan dalam eksplorasinya ( dia menggunakan panca inderanya pula). Pada masa ini panca inderanya masuk dalam masa pekanya. Dalam masa inilah tampak munculnya gejala kenakalan, salah satu contohnya sering menentang kehendak orang tua, kadang-kadang menggunakan kata-kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan yang diharuskan.(Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Yoyakarta:  Rajawali Press: 2010), hlm. 201)
Hal ini tumbuh karena perkembangan pesat, maka mereka mulai mengenal dirinya sendiri sebagai subjek, ia sadar bahwa ia juga seperti orang lain (dewasa) maka ia boleh melakukan sesuatu, dan memang dorongan ingin tahu dan ingin merasakan untuk memeperoleh pengalaman sudah cukup kuat. Maka untuk menghadapi masa ini, Lewin, Muler dan Watson menyimpulkan “anak yang dididik secara otoriter oleh orang tuanya akan mempunyai sikap menunggu (pasivitet) mudah putus asa, kurang inisiatif, takut-takutan.”
Tetapi kenyataan sehari-hari juga menunjukkan bahwa anak yang diliberalkan berakhir dengan tidak mampu mengenal nilai-nilai, maka yang bijaksana adalah perlakuan sedang, tidak ekstrim memanjakan dan juga tidak ekstrim menekan. (Drs. H. Mustaqim, M.Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 15-16)
3.      Masa Intelektual, kira-kira umur 7,0 sampai kira-kira umur 13,0 th.
Setelah anak melewati masa estetis sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif sehingga menjadi matang untuk masuk sekolah dasar, pada umur antara 6,0 atau 7,0 biasanya anak telah matang untuk masuk sekolah dasar. Pada masa keserasian ini secara relatif anak-anak lebih mudah untuk dididik dari masa sebelumnya dan sesudahnya. (Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Yoyakarta:  Rajawali Press: 2010), hlm. 204)
Ciri-ciri sifat yang dimiliki masa ini antara lain:
a.       Adanya korelasi tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
b.      Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan.
c.       Suka membandingkan dirinya dengan orang lain.
d.      Menghendaki nilai (angka) atau ingin dinilai.
e.       Mempunyai perhatian terhadap kehidupan praktis sehari-hari.
f.       Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar.
g.      Telah mempunyai minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.
h.      Membutuhkan bantuan guru atau orang tua.
i.        Senang membentuk kelompok sebaya.
Masa intelektual diakhiri dengan masa yang disebut pueral dengan dua sifat yang menonjol yaitu ingin berkuasa dan terkenal (ekstrovet).(Drs. H. Mustaqim, M.Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 17)
4.      Masa Sosial/Remaja, kira-kira umur 13,0 / 14,0-20,0 /21,0 th.
Masa remaja adalah masa sulit, masa fakim, masa goncang dan masih banyak lagi nama yang diberikan para ahli. Secara umum remaja mula-mula tidak mau mengikuti pedoman hidup, hal inilah yang menyebabkan kegoncangan.(Drs. H. Mustaqim, M.Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 19)
Ada beberapa karakteristik menonjol dari perkembangan sosial remaja, yaitu:
a.       Berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan akan pergaulan.
b.      Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial.
c.       Meningkatkan ketertarikan pada lawan jenis.
d.      Mulai cenderung memilih karier tertentu.(Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 91.)
C.     Prinsip-prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan
Menurut H.C Whenterington dalam bukunya yang berjudul “Education Psychology” ada sembilan prinsip-prinsip umum pertumbuhan dan perkembangan, akan tetapi tidak semuanya diuraikan di sini, ini bukan berarti tidak penting, melainkan lebih menekankan pada yang lebih menonjol dan lebih dirasakan praktek nyata.
Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1.      Efek usaha-usaha belajar bergantung kepada tingkat kedewasaan yang telah tercapai.
Maksudnya bahwa semua usaha belajar dibatasi oleh tingkat kedewasaan yang dicapai oleh organisme sebagai suatu keseluruhan.
Contohnya:
      Membimbing dan menyuruh anak untuk mengucapkan kata-kata sebelum anak yang bersangkutan mampu menggerakkan mulut dan lidah yang bisa mengeluarkan suara, dengan kata lain mengajar berbicara lebih awal dari waktu berbicara normal itu merupakan usaha-usaha yang kurang berarti. Ini memberi pesan untuk tidak menyuruh anak mengerjakan pekerjaan-pekerjaan sekolah dasar sebelum memasuki masa intelektual.
2.      Pertumbuhan lebih cepat jalannya dalam tahun-tahun pertama.
Maksudnya: bahwa perkembangan fisik dan psikis anak berjalan cepat pada masa tahun-tahun awal kehidupan mereka. Ini terbukti bahwa anak manusia lahir mempunyai berat rata-rata ­kurang lebih 3,4 kg (laki-laki), satu tahun kemudian akan menjadi 10 kg.
Ini memberi pesan kepada orang dewasa, terutama kepada sekolah, sebaiknya fase-fase awal sekolah disediakan pendidik-pendidik yang berkualitas tinggi dengan pendidikan yang memadai dan mempunyai pengalaman yang cukup, diharapkan diri mereka mampu memimpin anak manusia yang masih muda ini dengan sangat bijaksana.
3.      Setiap individu mempunyai tempo perkembangan sendiri.
Maksudnya bahwa dalam keadaan yang wajar perkembangan psikis individu berlaku dalam tempo tertentu yang tetap, artinya orang yang cepat cenderung akan cepat dan yang lambat akan cendrung untuk lambat.
Kita diamanatkan untuk membimbing mereka sesuai dengan kecepatan kapasitas dasar mereka, kita pilihkan aktivitas untuk mereka sesuai dengan perkiraan kita dari perkembangan sebelumnya yang telah kita ketahui.
4.      Setiap golongan individu mengikuti pola perkembangan umum yang sama.
Prinsip ini sepintas nampak bertentangan dengan prinsip ketiga,namun jika kita perhatikan akan nampak bahwa individu mempunyai kesamaan pola umum.
Contohnya mereka sama-sama mengalami masa bayi dengan aktivitas banyak tidur, masa anak dengan aktivitas banyak bermain. Akan tetapi meskipun mereka sama-sama mengalami masa bayi, namun secara individual dan khas mereka berbeda dalam masa yang sama.
Kita bisa merancang sesuatu bagi setiap rombongan anak-anak normal yang setingkat dan kita pun bisa mengajarkan pengajaran-pengajaran klasikal dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan siswa sejauh yang bisa kita usahakan.
5.      Hereditet dan lingkungan samaa pentingnya bagi pertumbuhan.
Sudah jelas bahwa perkembangan individu itu terjadi karena pertemuan antara kedua faktor tersebut. Contoh: hereditet yang tinggi bertemu dengan lingkungan yang pendek dan rendah, titik temu relatif rendah. Maka kita harus berusaha memberi motivasi kepada anak didik secara maksimal dan memberi lingkungan yang luas, yang lebih tinggi dan lebih kaya dari kebutuhan hereditasnya.
6.      Sifat-sifat psikis timbul bersama-sama dan tidak secara berturut-turut.
Prinsip ini menolak terhadap teori yang mengatakan bahwa sikap-sikap psikis adalah “daya” yang berkembang secara berurutan. Beda dengan prinsip ini yang beranggapan bahwa fungsi-fungsi psikis berkembang bersama-sama dengan istilah lain penginderaan, ingatan, khayalan, pemahaman berfikir dan semua peristiwa-pwristiwa jiwa berjalan bersama.
Hal ini berarti sekolah dasar dan sekolah menengah pertama tidak perlu diadakan pemisahan secara kokoh dan tajam, dan tidak perlu membimbing siswa berkotak-kotak dengan jalan melatih daya ingat dalam periode tertentu lalu berpindah ke kotak lain melatih daya pikir dalam periode berbeda. (Drs. H. Mustaqim, M.Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 25)
D.    Hukum Mendel
Menurut Grogor Mendel, Hereditet berlangsung dari generasi ke generasi berikutnya. Beliau seorang biarawan Australia (1822-1884)yang sebenarnya beliau bukan ahli biologi akan tetapi tertarik perhatiannya pada tumbuh-tumbuhan kacang-kacangan yang ditaman di halamannya, ia mengawinkan tumbuh-tumbuhan dan mengawinkan beberapa tumbuhan yang sama bunganya.
Hasil perkawinannya itu diikuti dan dicatat dengan seksama. Penyelidikan dengan jalan itu dapat memberi penjelasan berharga bagi berlangsungnya keturunan dari  generasi kegerasi yang menimbulkan hukum keturunan hingga terkenal dengan nama hukum Mendel: hukum ini mempunyai 3 prinsip, yaitu:
1.      Prinsip Dominan
Bila kacang panjang murni dikawinkan dengan kacang pendek murni, maka keturunan akan menjadi tinggi, bila diantara keturunan itu dikawinkan akan menjadi keturunan baru yang mana keturunan itu ada yang tinggi ada yang pendek. Banyaknya yang tinggi dan yang pendek berbanding 3:1. Ini berarti kacang-kacang panjang dominan terhadap kacang pendek.
2.      Prinsip Segregasi
Prinsip ini mengatakan bahwa hanya satu dari dua sifat yang terdapat dalam gene. Misalnya determinan untuk mencapai tinggi atau pendek, mungkin terdapat dalam sel telur yang telah dibuahi, tetapi sebelum penyerbukan terjadi, masing-masing sel benih yang mengandung determinan hanya satu sifat tinggi atau sifat pendek, setelah dua sel itu bersatu (kawin) kedua determinan itu akan terdapat pada organisme yang baru itu, akan tetapi hanya sifat dominan yang nampak, jadi keduanya tidak akan nampak bersamaan.
3.      Prinsip-prinsip Ciri-ciri Unit
Prinsip ini menunjukan bahwa determinan untuk satu pasangan, ciri-ciri tidak ada hubungannya dengan ciri-ciri yang lain, jadi determinan yang tinggi dan yang pendek tidak tergantung pada determinan yang lain. Jadi mungkin kita menemukan kacang panjang yang halus, atau kacang pendek yang berkerut.
                        Hukum Mendel pada manusia
Hasil eksperimen Mendel tidak segera mendapat tanggapan dari ahli-ahli lain. Khusus ahli Biologi baru tahun 1900 ada perhatian setelah dimuat dalam jurnal 1866 akhirnya eksperimen secara luas mengenai tumbuh-tumbuhan dan hewan dengan prinsip Mendel, mulai dikerjakan orang sehingga mengenai keterangan hereditet makin menjadi jelas dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Akan tetapi penyelidikan-penyelidikan yang dilaksanakan pada manusia sangat terbatas bila dibandingkan dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan, sehingga keterangan mengenai hereditet manusia tidak begitu komplit seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain yang penting adalah:
1.      Penyelidik lebih suka melakukan penyelidikan pada tumbuh-tumbuhan dan hewan dari pada manusia, sebab kaidah-kaidah masyarakat tidak membolehkan cara-cara itu dilakukan pada manusia.
2.      Penyelidik lebih suka melakukan pada tumbuh-tumbuhan dan hewan dari pada manusia, sebab tumbuh-tumbuhan dan hewan lebih mudah dikontrol. Pada tumbuh-tumbuhan dan hewan orang dengan mudah mengatur dan menentukan sifat-sifat dan bentuk-bentuk penyelidikan.
3.      Pada umumnya banyak anakdalam satu keluarga pada manusia sangat sedikit, yang mana ini juga merupakan kesulitan untuk menentukan hereditet (prisip Mendel).
Tidak mungkin kita mendapatkan suatu sempel Mendel (yang menurut keturunan generasi kedua akan menunjukkan perbandingan 3:1), bila dalam keluarga hanya terdapat 2 atau 3 anak.
Akan tetapi penyelidikan yang dilakukan terhadap family history menunjukkan juga bahwa pada manusia terdapat sifat-sifat dan ciri-ciri yang diturunkan, dan dalam keturunan berlaku hukum Mendel.(Drs. H. Mustaqim, M.Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 25-29)
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1.       Gen.
2.       Setiap individu membawa sepasang gen.
3.       Jika sepasang gen ini merupakan dua gen yang berbeda.

E.     Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Persoalan mengenai faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perkembangan itu, atau kalau dirumuskan lebih luas hal-hal apakah yang memungkinkan perkembangan itu, juga dijawab oleh para ahli dengan jawaban yang bermacam-macam sekali. Pendapat yang bermacam-macam itu pada pokoknya dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
1.      Teori Empirisme
Ajaran Empirisme yang dipelopori oleh John Locke, seorang berkebangsaan Inggris (1632-1704) mengajarkan bahwa perkembangan pribadi ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, terutama pendidikan. John Locke berkesimpulan bahwa tiap-tiap individu lahir sebagai “kertas putih” dan lingkungan itulah yang “menulisi” kertas putih itu. Teori ini terkenal sebagai teori Tabularasa atau teori Empirisme. Bagi John Locke faktor pengalaman yang berasal dari lingkungan itulah yang menentukan pribadi seseorang. Karena, lingkungan itu relatif dapat diatur dan dikuasai manusia, maka teori ini bersifat optimis dengan tiap-tiap perkembangan pribadi.
2.      Teori Naturalisme
Ajaran Nativisme berkesimpulan bahwa perkembangan pribadi hanya ditentukan oleh hereditad (pembawaan), faktor dalam yang bersifatkodrati, dibawa sejak lahir, yang dilangsungkan dengan sel-sel benih. Hal ini tersimpul dari definisi hereditas itu sendiri yang merupakan suatu proses penurunan sifat-sifat atau benih dari satu generasi kepada generasi berikutnya melalui plasma benih.
3.      Teori Konvergen
Bagaimanapun kuatnya alasan kedua aliran tersebut, namun keduanya kurang realistis. Kenyataannya, bahwa potensi hereditas yang baik saja tanpa pengaruh lingkungan (pendidikan) yang positif tidak akan membina kepribadian yang ideal. Sebaliknya, meskipun lingkungan positif dan maksimal tetap tidakakan menghasilkan kepribadian yang ideal tanpa potensi hereditas yang baik. Oleh karena itu perkembangan pribadi sesungguhnya adalah hasil proses kerjasama kedua faktor baik internal (potensi hereditas) maupun eksternal (lingkungan pendidikan). Teori ini dikemukakan oleh seorang tokoh berkebangsaan Jerman, William Stern (1871-1938).(Sutrisno Ahmad, Psikologo Pendidikan untuk kelas VI, (Ponorogo: Darussalam Press, 2004), hlm. 17-20 )
IV.             KESIMPULAN
Dari ringkasan makalah ini, dapat kita simpulkan pengertian serta perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan yaitu:
a.       Pertumbuhan adalah proses perubahan yang bersifat kuantitatif pada jasmani seperti perubahan ukuran dan bentuk pada badan manusia.
b.      Sedangkan perkembanganberkaitan dengan kuantitatif pada jiwa atau tingkah laku.
Dalam Pertumbuhan dan Perkembangan kita mengenal 4 periode, yaitu: 
a.       Masa Vital, Umur 0,0 sampai kira-kira 2,0 th.
b.      Masa Estetis, kira-kira umur 2,0 sampai kira-kira 7,0 th.
c.       Masa Intelektual, kira-kira umur 7,0 sampai kira-kira umur 13,0 th.
d.      Masa Sosial/Remaja, kira-kira umur 13,0 / 14,0-20,0 /21,0 th.
Pertumbuhan dan perkembangan juga memiliki prisip-prinsip tersendiri dalam psikologi pendidikan, prinsip-prinsip tersebut ialah:
1.      Efek usaha-usaha belajar bergantung kepada tingkat kedewasaan yang telah tercapai.
2.      Pertumbuhan lebih cepat jalannya dalam tahun-tahun pertama.
3.      Setiap golongan individu mengikuti pola perkembangan umum yang sama.
4.      Hereditet dan lingkungan samaa pentingnya bagi pertumbuhan.
5.      Sifat-sifat psikis timbul bersama-sama dan tidak secara berturut-turut.
Menurut Grogor Mendel, Hereditet berlangsung dari generasi ke generasi berikutnya. Dan ad 3 hukum mendel, yaitu:
1.      Prinsip Dominan
2.      Prinsip Segregasi
3.      Prinsip-prinsip Ciri-ciri Unit
Dari makalah ini kita dapat mengetahui faktor-faktor dalam pertymbuha dan perkembangan yang dapat dikenal dengan tiga teori, yaitu:
1.      Teori empirisme
2.      Teori Naturalisme
3.      Teori Konvergen

V.                PENUTUP
Syukur Alhamdulillah kami haturkan kepada Allah SWT yang dengan taufiq, rahmat serta hidayah-NYA sehingga kami sanggup dan bisa menyelesaikan makalah ini. Dan tentunya dalam penyusunan makalah ini tak luput dari sifat-sifat yang selalu melekat pada manusia, yaitu kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami harap kritik dan saran yang membangun kepada kami demi kebaikan bersama. Semoga sedikit pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amin

No comments:

Post a Comment