I.
PENDAHULUAN
Manusia diciptakan oleh Allah SWT Melalui face-face pertumbuhan dan
perkembangan, yang dalam prosesnya mengalami interaksi (saling mempengaruhi)
antara kemampuan dasar (pembawa) diperoleh (hasil belajar dan pengaruh
lingkungan).
Dalam
pengertian tentang pertumbuhan dan perkembangan para ahli ilmu jiwa dan
pendidikan tidak sama dalam memberi definisi. Menurut pandangan para ahli
biologi, istilah “pertumbuhan” diartikan
sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran bentuk tubuh.
Sedangkan istilah “perkembangan” dimaksudkan untuk menunjukkan
perubahan-perubahan dalam bentuk atau bagian tubuh dan integrasi pelbagi
bagiannya dalam suatu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung.
Diantara para
ahli ada yang tidak membedakan istilah pertumbuhan dan perkembangan, sebagian
yang lain membedakan dengan sangat hati-hati. Bahkan ada yang setuju akan
istilah pertumbuhan saja, atau sebaliknya.
Maka dari itu
kami sebagai pemakalah akan memaparkan pembahasan, sebagai berikut:
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
B.
Periode Pertumbuhan dan Perkembangan
C.
Prinsip-prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan
D.
Hukum Mendel
E.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Dalam pengertian tentang pertumbuhan dan perkembangan, para ahli
psikologi mempunyai perbedaan pengertian, tetapi dari setiap pengertian itu
memiliki maksud yang sama.
Menurut
pandangan para ahli biologi, istilah “pertumbuhan” diartikan sebagai suatu penambahan dalam
ukuran bentuk, berat atau ukuran bentuk tubuh. Sedangkan istilah “perkembangan”
dimaksudkan untuk menunjukkan perubahan-perubahan dalam bentuk atau bagian
tubuh dan integrasi pelbagi bagiannya dalam suatu kesatuan fungsional bila
pertumbuhan itu berlangsung. Jadi kalau pertumbuhan itudapat diukur, sedangkan
perkembangan hanya dapat diamati dengan memperhatikan perubahan dalam bentuk
tingkah laku.
(Drs. H. Sutrisno
Ahmad , Psikologo pendidikan untuk kelas VI, (Ponorogo: darussalam
Press, 2004), hlm. 8)
Sedangkan menurut para ahli psikologi, pengertian pertumbuhan dan
perkembangan yaitu:
1.
Prof. Dr. F.J. Monk :
“Perkembangan
ialah suatu proses yang kekal dan tetap yang mengarah kepada suatu organisasi
pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses pertumbuhan
kemasakan dan belajar”.
2.
Lester d. Crow, ph.D dan Alice Crow, Ph.D.
Istilah
pertumbuhan menunjukkan kepada perubahan struktur dan fisik individu sejak
masih berbentuk konsepsional (janin) sampai pada periode prenatal (dalam
kandungan) dan postnatal (setelah lahir) hingga ia dewasa. Dan istilah
perkembangan lebih tepat dapat dipergunakan untuk menunjukkan potensi-potensi
tingkah laku yang terpengaruh oleh rangsangan lingkungan.
3.
Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja
Pertumbuhan
merupakam suatu proses pada anak yang menunjukkan perubahan-perubahan padanya
(terutama jasmaniyahnya) secara otomatis. Sedangkan perkembangan suatu proses
dalam pertumbuhan yang menunjukkan adanya pengaruh dalam, yang menyebabkan
bertambahnya tempo, kualitas dalam pertumbuhan.(Drs. H. Mustaqim, M.Pd, Ilmu
Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 12-13)
Dari seluruh
pengertian pertumbuhan dan perkembangan diatas dapat kita simpulkan bahwa
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia itu tidak dapat dipisah-pisahkan
antara satu sama lain. Jadi apabila kita membedakan istilah-istilah tersebut, kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa:
a.
Pertumbuhan adalah proses perubahan yang bersifat kuantitatif pada
jasmani.
b.
Sedangkan perkembanganberkaitan dengan kualitatif pada jiwa atau
tingkah laku.
B.
Periode Pertumbuhan dan Perkembangan
Individu senantiasa mengalami perubahan yang dinamis, pendidikan
harus menyesuaikan dengan keadaan kejiwaan anak-anak pada masa tertentu, ini
berarti pengetahuan tentang fase-fase perkembangan besar artinya. Sayang sekali
para ahli tidak mempunyai suara bulat dalam hal ini, namun pada prinsipnya,
mereka tetap menganggap hal itu penting. Mereka juga beranggapan bahwa
periodisasi pada dasarnya lebih bersifat teknis daripada konsepsional. Dan
disini terdapat empat periodesasi dalam
pertumbuhan dan perkembangan, yaitu:
1.
Masa Vital, Umur 0,0 sampai kira-kira 2,0 th.
Masa awal
kehidupan inilah menjadi dasar penting (vital) bagi kelanjutan hidup jasmani
dan rohani anak, maka bagi orang tua sebaiknya senantiasa memperhatikan kebutuhan
jasmani yang memadai, seperti air susu, makanan tambahan yang bergizi dan
lingkungan kebendaan yang cukup. Demikian pula kasih sayang dari kedua orang
tua merupakan kebutuhan psikis yang tidak boleh dilupakan. (Drs. H.
Mustaqim, M.Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2010), hlm. 15)??
Yang banyak dipersoalkan oleh para ahli ialah kenyataan bahwa anak
manusia yang baru saja lahir itu sangat tidak berdaya kalau dibandingkan dengan
anak hewan, misalnya anak ayam, anak kambing, tapi bukan berarti manusia
infeoritas terhadap hewan, tetapi justru sebaliknya.Justru karena lahir tidak
berdaya, kemungkinannya untuk berkembang sangat luas. (Sumadi Suryabrata, Psikologi
Pendidikan,(Yoyakarta: Rajawali
Press: 2010), hlm. 196)
Masa
kanak-kanak merupakan masa-masa yang sulit bagi orang tua karena pada masa
kanak-kanak awal merupakan masa dimana anak-anak sedang mengembangkan
kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan yang pada umumnya kurang berhasil.
Sebutan
yang digunakan para pendidik untuk usia pada anak-anak pada masa ini
adalah usia pra sekolah, yaitu usia yang
belum memasuki usia sekolah atau masih berada di taman kanak-kanak, kelompok
bermain,ataupenitipananak-anak. Dan sebutan yang digunakan ahli psikologi untuk usia ini adalah
usia mainan.(http://duniapsikologi.dagdigdug.com/ciri-ciri-masa-awal-kanak-kanak), kamis
2011-03-03.
2.
Masa Estetis, kira-kira umur 2,0 sampai kira-kira 7,0 th.
Biasanya
masa estetis dianggap sebagai masa berkembangnya rasa keindahan. Namun yang
jelas pada masa ini anak mengalami perkembangan pada fungsi panca inderanya dan
dalam eksplorasinya ( dia menggunakan panca inderanya pula). Pada masa ini
panca inderanya masuk dalam masa pekanya. Dalam masa inilah tampak munculnya
gejala kenakalan, salah satu contohnya sering menentang kehendak orang tua,
kadang-kadang menggunakan kata-kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang
dilarang dan tidak melakukan yang diharuskan.(Sumadi Suryabrata, Psikologi
Pendidikan,(Yoyakarta: Rajawali
Press: 2010), hlm. 201)
Hal ini tumbuh
karena perkembangan pesat, maka mereka mulai mengenal dirinya sendiri sebagai
subjek, ia sadar bahwa ia juga seperti orang lain (dewasa) maka ia boleh
melakukan sesuatu, dan memang dorongan ingin tahu dan ingin merasakan untuk
memeperoleh pengalaman sudah cukup kuat. Maka untuk menghadapi masa ini, Lewin,
Muler dan Watson menyimpulkan “anak yang dididik secara otoriter oleh orang
tuanya akan mempunyai sikap menunggu (pasivitet) mudah putus asa, kurang
inisiatif, takut-takutan.”
Tetapi
kenyataan sehari-hari juga menunjukkan bahwa anak yang diliberalkan berakhir
dengan tidak mampu mengenal nilai-nilai, maka yang bijaksana adalah perlakuan
sedang, tidak ekstrim memanjakan dan juga tidak ekstrim menekan. (Drs. H.
Mustaqim, M.Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010),
hlm. 15-16)
3.
Masa Intelektual, kira-kira umur 7,0 sampai kira-kira umur 13,0 th.
Setelah
anak melewati masa estetis sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih
efektif sehingga menjadi matang untuk masuk sekolah dasar, pada umur antara 6,0
atau 7,0 biasanya anak telah matang untuk masuk sekolah dasar. Pada masa
keserasian ini secara relatif anak-anak lebih mudah untuk dididik dari masa
sebelumnya dan sesudahnya. (Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,
(Yoyakarta: Rajawali Press: 2010), hlm.
204)
Ciri-ciri sifat
yang dimiliki masa ini antara lain:
a.
Adanya korelasi tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
b.
Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan.
c.
Suka membandingkan dirinya dengan orang lain.
d.
Menghendaki nilai (angka) atau ingin dinilai.
e.
Mempunyai perhatian terhadap kehidupan praktis sehari-hari.
f.
Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar.
g.
Telah mempunyai minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.
h.
Membutuhkan bantuan guru atau orang tua.
i.
Senang membentuk kelompok sebaya.
Masa
intelektual diakhiri dengan masa yang disebut pueral dengan dua sifat yang
menonjol yaitu ingin berkuasa dan terkenal (ekstrovet).(Drs. H. Mustaqim,
M.Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 17)
4.
Masa Sosial/Remaja, kira-kira umur 13,0 / 14,0-20,0 /21,0 th.
Masa
remaja adalah masa sulit, masa fakim, masa goncang dan masih banyak lagi nama
yang diberikan para ahli. Secara umum remaja mula-mula tidak mau mengikuti
pedoman hidup, hal inilah yang menyebabkan kegoncangan.(Drs. H. Mustaqim,
M.Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 19)
Ada beberapa karakteristik menonjol dari perkembangan sosial
remaja, yaitu:
a.
Berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan akan pergaulan.
b.
Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial.
c.
Meningkatkan ketertarikan pada lawan jenis.
d.
Mulai cenderung memilih karier tertentu.(Mohammad Ali, Mohammad
Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009), hlm. 91.)
C.
Prinsip-prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan
Menurut H.C Whenterington dalam bukunya yang berjudul “Education
Psychology” ada sembilan prinsip-prinsip umum pertumbuhan dan perkembangan,
akan tetapi tidak semuanya diuraikan di sini, ini bukan berarti tidak penting,
melainkan lebih menekankan pada yang lebih menonjol dan lebih dirasakan praktek
nyata.
Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1.
Efek usaha-usaha belajar bergantung kepada tingkat kedewasaan yang
telah tercapai.
Maksudnya bahwa semua usaha belajar dibatasi oleh tingkat
kedewasaan yang dicapai oleh organisme sebagai suatu keseluruhan.
Contohnya:
Membimbing dan menyuruh anak untuk mengucapkan
kata-kata sebelum anak yang bersangkutan mampu menggerakkan mulut dan lidah
yang bisa mengeluarkan suara, dengan kata lain mengajar berbicara lebih awal dari
waktu berbicara normal itu merupakan usaha-usaha yang kurang berarti. Ini
memberi pesan untuk tidak menyuruh anak mengerjakan pekerjaan-pekerjaan sekolah
dasar sebelum memasuki masa intelektual.
2.
Pertumbuhan lebih cepat jalannya dalam tahun-tahun pertama.
Maksudnya: bahwa perkembangan fisik dan psikis anak berjalan cepat
pada masa tahun-tahun awal kehidupan mereka. Ini terbukti bahwa anak manusia
lahir mempunyai berat rata-rata kurang lebih 3,4 kg (laki-laki),
satu tahun kemudian akan menjadi 10 kg.
Ini memberi pesan kepada orang dewasa, terutama kepada sekolah,
sebaiknya fase-fase awal sekolah disediakan pendidik-pendidik yang berkualitas
tinggi dengan pendidikan yang memadai dan mempunyai pengalaman yang cukup,
diharapkan diri mereka mampu memimpin anak manusia yang masih muda ini dengan
sangat bijaksana.
3.
Setiap individu mempunyai tempo perkembangan sendiri.
Maksudnya bahwa
dalam keadaan yang wajar perkembangan psikis individu berlaku dalam tempo
tertentu yang tetap, artinya orang yang cepat cenderung akan cepat dan yang
lambat akan cendrung untuk lambat.
Kita
diamanatkan untuk membimbing mereka sesuai dengan kecepatan kapasitas dasar
mereka, kita pilihkan aktivitas untuk mereka sesuai dengan perkiraan kita dari
perkembangan sebelumnya yang telah kita ketahui.
4.
Setiap golongan individu mengikuti pola perkembangan umum yang
sama.
Prinsip ini
sepintas nampak bertentangan dengan prinsip ketiga,namun jika kita perhatikan akan
nampak bahwa individu mempunyai kesamaan pola umum.
Contohnya
mereka sama-sama mengalami masa bayi dengan aktivitas banyak tidur, masa anak
dengan aktivitas banyak bermain. Akan tetapi meskipun mereka sama-sama
mengalami masa bayi, namun secara individual dan khas mereka berbeda dalam masa
yang sama.
Kita bisa
merancang sesuatu bagi setiap rombongan anak-anak normal yang setingkat dan
kita pun bisa mengajarkan pengajaran-pengajaran klasikal dengan memperhatikan
perbedaan-perbedaan siswa sejauh yang bisa kita usahakan.
5.
Hereditet dan lingkungan samaa pentingnya bagi pertumbuhan.
Sudah jelas bahwa perkembangan individu itu terjadi karena
pertemuan antara kedua faktor tersebut. Contoh: hereditet yang tinggi bertemu
dengan lingkungan yang pendek dan rendah, titik temu relatif rendah. Maka kita
harus berusaha memberi motivasi kepada anak didik secara maksimal dan memberi
lingkungan yang luas, yang lebih tinggi dan lebih kaya dari kebutuhan
hereditasnya.
6.
Sifat-sifat psikis timbul bersama-sama dan tidak secara
berturut-turut.
Prinsip ini menolak terhadap teori yang mengatakan bahwa
sikap-sikap psikis adalah “daya” yang berkembang secara berurutan. Beda dengan
prinsip ini yang beranggapan bahwa fungsi-fungsi psikis berkembang bersama-sama
dengan istilah lain penginderaan, ingatan, khayalan, pemahaman berfikir dan
semua peristiwa-pwristiwa jiwa berjalan bersama.
Hal
ini berarti sekolah dasar dan sekolah menengah pertama tidak perlu diadakan
pemisahan secara kokoh dan tajam, dan tidak perlu membimbing siswa
berkotak-kotak dengan jalan melatih daya ingat dalam periode tertentu lalu
berpindah ke kotak lain melatih daya pikir dalam periode berbeda. (Drs. H.
Mustaqim, M.Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010),
hlm. 25)
D.
Hukum Mendel
Menurut Grogor Mendel, Hereditet berlangsung dari generasi ke
generasi berikutnya. Beliau seorang biarawan Australia (1822-1884)yang
sebenarnya beliau bukan ahli biologi akan tetapi tertarik perhatiannya pada
tumbuh-tumbuhan kacang-kacangan yang ditaman di halamannya, ia mengawinkan
tumbuh-tumbuhan dan mengawinkan beberapa tumbuhan yang sama bunganya.
Hasil perkawinannya itu diikuti dan dicatat dengan seksama.
Penyelidikan dengan jalan itu dapat memberi penjelasan berharga bagi berlangsungnya
keturunan dari generasi kegerasi yang
menimbulkan hukum keturunan hingga terkenal dengan nama hukum Mendel: hukum ini
mempunyai 3 prinsip, yaitu:
1.
Prinsip Dominan
Bila kacang
panjang murni dikawinkan dengan kacang pendek murni, maka keturunan akan
menjadi tinggi, bila diantara keturunan itu dikawinkan akan menjadi keturunan
baru yang mana keturunan itu ada yang tinggi ada yang pendek. Banyaknya yang
tinggi dan yang pendek berbanding 3:1. Ini berarti kacang-kacang panjang
dominan terhadap kacang pendek.
2.
Prinsip Segregasi
Prinsip ini
mengatakan bahwa hanya satu dari dua sifat yang terdapat dalam gene. Misalnya
determinan untuk mencapai tinggi atau pendek, mungkin terdapat dalam sel telur
yang telah dibuahi, tetapi sebelum penyerbukan terjadi, masing-masing sel benih
yang mengandung determinan hanya satu sifat tinggi atau sifat pendek, setelah
dua sel itu bersatu (kawin) kedua determinan itu akan terdapat pada organisme
yang baru itu, akan tetapi hanya sifat dominan yang nampak, jadi keduanya tidak
akan nampak bersamaan.
3.
Prinsip-prinsip Ciri-ciri Unit
Prinsip
ini menunjukan bahwa determinan untuk satu pasangan, ciri-ciri tidak ada
hubungannya dengan ciri-ciri yang lain, jadi determinan yang tinggi dan yang
pendek tidak tergantung pada determinan yang lain. Jadi mungkin kita menemukan
kacang panjang yang halus, atau kacang pendek yang berkerut.
Hukum Mendel pada manusia
Hasil
eksperimen Mendel tidak segera mendapat tanggapan dari ahli-ahli lain. Khusus
ahli Biologi baru tahun 1900 ada perhatian setelah dimuat dalam jurnal 1866
akhirnya eksperimen secara luas mengenai tumbuh-tumbuhan dan hewan dengan
prinsip Mendel, mulai dikerjakan orang sehingga mengenai keterangan hereditet
makin menjadi jelas dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Akan tetapi
penyelidikan-penyelidikan yang dilaksanakan pada manusia sangat terbatas bila
dibandingkan dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan, sehingga keterangan mengenai
hereditet manusia tidak begitu komplit seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan, hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain yang penting adalah:
1.
Penyelidik lebih suka melakukan penyelidikan pada tumbuh-tumbuhan
dan hewan dari pada manusia, sebab kaidah-kaidah masyarakat tidak membolehkan
cara-cara itu dilakukan pada manusia.
2.
Penyelidik lebih suka melakukan pada tumbuh-tumbuhan dan hewan dari
pada manusia, sebab tumbuh-tumbuhan dan hewan lebih mudah dikontrol. Pada
tumbuh-tumbuhan dan hewan orang dengan mudah mengatur dan menentukan
sifat-sifat dan bentuk-bentuk penyelidikan.
3.
Pada umumnya banyak anakdalam satu keluarga pada manusia sangat
sedikit, yang mana ini juga merupakan kesulitan untuk menentukan hereditet
(prisip Mendel).
Tidak mungkin
kita mendapatkan suatu sempel Mendel (yang menurut keturunan generasi kedua
akan menunjukkan perbandingan 3:1), bila dalam keluarga hanya terdapat 2 atau 3
anak.
Akan tetapi penyelidikan yang dilakukan terhadap family history
menunjukkan juga bahwa pada manusia terdapat sifat-sifat dan ciri-ciri yang
diturunkan, dan dalam keturunan berlaku hukum Mendel.(Drs. H. Mustaqim,
M.Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm.
25-29)
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen.
2. Setiap individu membawa sepasang gen.
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua gen yang berbeda.
E.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Persoalan mengenai faktor-faktor apakah yang mempengaruhi
perkembangan itu, atau kalau dirumuskan lebih luas hal-hal apakah yang
memungkinkan perkembangan itu, juga dijawab oleh para ahli dengan jawaban yang
bermacam-macam sekali. Pendapat yang bermacam-macam itu pada pokoknya dapat
digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
1.
Teori Empirisme
Ajaran
Empirisme yang dipelopori oleh John Locke, seorang berkebangsaan Inggris
(1632-1704) mengajarkan bahwa perkembangan pribadi ditentukan oleh faktor-faktor
lingkungan, terutama pendidikan. John Locke berkesimpulan bahwa tiap-tiap
individu lahir sebagai “kertas putih” dan lingkungan itulah yang “menulisi”
kertas putih itu. Teori ini terkenal sebagai teori Tabularasa atau teori
Empirisme. Bagi John Locke faktor pengalaman yang berasal dari lingkungan
itulah yang menentukan pribadi seseorang. Karena, lingkungan itu relatif dapat
diatur dan dikuasai manusia, maka teori ini bersifat optimis dengan tiap-tiap
perkembangan pribadi.
2.
Teori Naturalisme
Ajaran
Nativisme berkesimpulan bahwa perkembangan pribadi hanya ditentukan oleh
hereditad (pembawaan), faktor dalam yang bersifatkodrati, dibawa sejak lahir,
yang dilangsungkan dengan sel-sel benih. Hal ini tersimpul dari definisi
hereditas itu sendiri yang merupakan suatu proses penurunan sifat-sifat atau
benih dari satu generasi kepada generasi berikutnya melalui plasma benih.
3.
Teori Konvergen
Bagaimanapun
kuatnya alasan kedua aliran tersebut, namun keduanya kurang realistis. Kenyataannya,
bahwa potensi hereditas yang baik saja tanpa pengaruh lingkungan (pendidikan)
yang positif tidak akan membina kepribadian yang ideal. Sebaliknya, meskipun
lingkungan positif dan maksimal tetap tidakakan menghasilkan kepribadian yang
ideal tanpa potensi hereditas yang baik. Oleh karena itu perkembangan pribadi
sesungguhnya adalah hasil proses kerjasama kedua faktor baik internal (potensi
hereditas) maupun eksternal (lingkungan pendidikan). Teori ini dikemukakan oleh
seorang tokoh berkebangsaan Jerman, William Stern (1871-1938).(Sutrisno
Ahmad, Psikologo Pendidikan untuk kelas VI, (Ponorogo: Darussalam Press,
2004), hlm. 17-20 )
IV.
KESIMPULAN
Dari ringkasan makalah ini, dapat kita simpulkan pengertian serta
perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan yaitu:
a.
Pertumbuhan adalah proses perubahan yang bersifat kuantitatif pada
jasmani seperti perubahan ukuran dan bentuk pada badan manusia.
b.
Sedangkan perkembanganberkaitan dengan kuantitatif pada jiwa atau
tingkah laku.
Dalam
Pertumbuhan dan Perkembangan kita mengenal 4 periode, yaitu:
a.
Masa Vital, Umur 0,0 sampai kira-kira 2,0 th.
b.
Masa Estetis, kira-kira umur 2,0 sampai kira-kira 7,0 th.
c.
Masa Intelektual, kira-kira umur 7,0 sampai kira-kira umur 13,0 th.
d.
Masa Sosial/Remaja, kira-kira umur 13,0 / 14,0-20,0 /21,0 th.
Pertumbuhan dan
perkembangan juga memiliki prisip-prinsip tersendiri dalam psikologi
pendidikan, prinsip-prinsip tersebut ialah:
1.
Efek usaha-usaha belajar bergantung kepada tingkat kedewasaan yang
telah tercapai.
2.
Pertumbuhan lebih cepat jalannya dalam tahun-tahun pertama.
3.
Setiap golongan individu mengikuti pola perkembangan umum yang
sama.
4.
Hereditet dan lingkungan samaa pentingnya bagi pertumbuhan.
5.
Sifat-sifat psikis timbul bersama-sama dan tidak secara
berturut-turut.
Menurut Grogor Mendel, Hereditet berlangsung dari generasi ke
generasi berikutnya. Dan ad 3 hukum mendel, yaitu:
1.
Prinsip Dominan
2.
Prinsip Segregasi
3.
Prinsip-prinsip Ciri-ciri Unit
Dari makalah ini kita dapat mengetahui faktor-faktor dalam
pertymbuha dan perkembangan yang dapat dikenal dengan tiga teori, yaitu:
1.
Teori empirisme
2.
Teori Naturalisme
3.
Teori Konvergen
V.
PENUTUP
Syukur Alhamdulillah kami haturkan kepada Allah SWT yang dengan taufiq,
rahmat serta hidayah-NYA sehingga kami sanggup dan bisa menyelesaikan makalah
ini. Dan tentunya dalam penyusunan makalah ini tak luput dari sifat-sifat yang
selalu melekat pada manusia, yaitu kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami
harap kritik dan saran yang membangun kepada kami demi kebaikan bersama. Semoga
sedikit pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan dapat memberi manfaat
bagi kita semua. Amin
No comments:
Post a Comment