I.
PENDAHULUAN
Di
dalam melakukan penelitian seorang peneliti hendaknya mengetahui proses-proses
apa saja yang akan dijalani selama penelitian. Pada makalah ini penulis akan
menjelaskan salah satu proses penting di dalam penelitian, yaitu proses pengumpulan
data.
Berbicara
mengenai proses pengumpulan data, tentunya seorang peneliti tidak akan pernah
melewatkan yang namanya teknik dan instrumen pengumpulan data. Dalam proses
pengumpulan data, hendaknya seorang peneliti harus bisa memahami terlebih
dahulu dari mana data penelitian akan diperoleh. Setelah mengetahui sumber data
mana yang akan diambil, barulah setelah itu dilakukan penentuan teknik apa yang
akan dipakai dalam pengumpulan data, dan selanjutnya adalah penentuan intrumen apa yang akan digunakan.
Demikian
adalah urutan bagaimana suatu proses pengumpulan data di dalam penelitian
hendaknya dilakukan. Dengan kata lain beberapa hal tersebut merupakan urutan
proses yang saling terikat dan tidak bisa dilepaskan antara satu dengan yang
lainnya. Untuk itu penulis akan mencoba menjelaskan lebih terperinci lagi pada
bagian pembahasan makalah ini.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Data dan Sumber Data
B. Teknik Pengumpulan Data
C. Instrumen Pengumpulan Data
III. PEMBAHASAN
A. Data dan Sumber Data
Jenis data secara umum terdiri atas dua
macam, yakni data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif adalah data yang berupa angka ataupun data yang diangkakan.
Sedangkan data kualitatif adalah data yang berupa pernyataan-pernyataan ataupun
keterangan-keterangan.
Apabila
mengkaji hakikat instrumen penelitian, peneliti sebaiknya memperhitungkan
terlebih dahulu jenis data manakah yang diperlukan dalam penelitian. Apakah
data kuantitatif atau data kualitatif? Apakah data nominal, ordinal, interval
ataukah data rasio?
1. Data kuantitatif adalah data yang
berkenaan dengan jumlah atau kuantitas, yang dapat dihitung dan disimbolkan
dengan ukuran-ukuran kuantitas.
2. Data kualitatif berkenaan dengan nilai
kualitas seperti baik, sedang, kurang dan lain-lain.
3. Data kualitatif jika perlu dapat
disimbolkan dalam bentuk kuantitatif, asal ada kriteria yang jelas dan tegas
penggunaannya.
4. Data primer adalah data yang diperoleh
dari tangan pertama
5. Data sekunder diperoleh dari tangan
kedua seperti laporan, dokumentasi, nilai rapor, nilai ujian dan lain-lain.
1.
Data nominal
Data nominal yaitu data
hasil menghitung, bukan hasil mengukur. Data jenis kelamin; laki-laki, perempuan, data agama; Islam, Katholik,
Kristen, Hindu, Budha, Kong Hu Chu, data pekerjaan; PNS, dokter, akuntan, adalah beberapa contoh data hasil menghitung. Data
ini diperoleh dari mengkategorikan, member nama, dan menghitung fakta-fakta
dari objek yang diobservasi.
2.
Data ordinal
Data ordinal adalah data
berjenjang yang jarak antara satu data dengan data yang lain tidak sama. Contoh; data rangking: rangking 1, rangking 2, rangking 3,
dst; data golongan PNS; golongan I, golongan II, golongan III, golongan IV, kejuaraan olahraga; juara I, juara II, juara III, dst.
3.
Data interval
Data interval
adalah data berjenjang yang jarak antar data yang sama, tetapi tidak memiliki nilai nol absolute
(nol yang berarti tidak ada nilainya). Contoh; prestasi hasil belajar. Seorang siswa yang
mendapatkan nilai 0, bukan berarti bahwa siswa tersebut sama sekali tidak
memiliki pengetahuan. Contoh yang lain adalah data suhu (misal: celcius). Air
yang memiliki suhu 0° c bukan berarti bahwa air tersebut tidak memiliki suhu.
Data interval tidak dapat
dibuat untuk penjumlahan atau kelipatan. Misalnya 2 liter air yang bersuhu 30° c ditambah 2 liter air yang
bersuhu 20° c tidak sama dengan 50° c (30° c + 20° c).
4.
Data rasio
Data rasio
adalah data hasil mengukur, memiliki jarak antar data yang sama, serta
mempunyai nilai nol absolute. Contoh; data panjang, berat, gaji, IQ.
Bila ada meja A panjangnya 80 cm dan
meja B 160 cm, maka kita bisa menyatakan bahwa panjang meja A setengah dari
panjang meja B. Gaji nol rupiah berarti pegawai itu tidak akan menerima uang
sedikitpun. Berat nol kg berarti tidak
ada berat.[1]
Pada dasarnya semua penelitian terdiri atas data
kuantitatif dan data kualitatif. Namun, data mana yang menjadi fokus, itulah
yang menentukan penelitian kuantitatif atau kualitatif. Dengan kata lain, data
yang dianalisis itulah yang menentukan kuantitatif atau kualitatif suatu
penelitian. Sedangkan jenis data yang satu merupakan pelengkap ataupun penjelas terhadap data yang lain.
Dalam penelitian kualitatif biasanya dibedakan antara fakta dan data. Fakta adalah suatu kejadian,
peristiwa, gejala yang terjadi di masyarakat. Sementara data adalah sejumlah
kejadian yang sama yang menunjukkan keteraturan tertentu. Dalam penelitian yang
kita cari adalah data, bukan fakta! Banyak dari kita dalam kegiatan penelitian
tidak menemukan data tetapi menjejer fakta-fakta yang terkadang tidak relevan
dengan masalah yang kita teliti.
Adapun data dari penelitian adalah subjek dari mana
data yang dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau
wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan
(Arikunto, 2002: 107). Istilah responden digunakan dalam penelitian
kuantitatif, sedangkan dalam penelitian kualitatif menggunakan istilah
informan.[2]
Suharsimi
Arikunto mengklasifikasikan
sumber data menjadi 3 jenis yaitu:
1.
Person, yaitu sumber
data yang bisa memberikan data berupa jawaban baik secara lisan maupun
tertulis.
2.
Place, yaitu sumber
data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak.
Diam,
misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda dan lain-lain.
Bergerak,
misalnya aktivitas kinerja, laju kendaraan, kegiatan belajar mengajar dan
lain-lain.
3.
Paper, yaitu sumber data
yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar atau simbol-simbol lain.
Dengan
pengertiannya ini maka ”paper” bukan terbatas hanya pada kertas
sebagaimana terjemahan dari kata “paper” dalam bahasa Inggris, akan
tetapi dapat berwujud batu, kayu, tulang dan sebagainya.[3]
B. Teknik Pengumpulan Data
Sebelum
melaksanakan penelitian seorang peneliti harus memahami terlebih dahulu teknik-teknik
pengumpulan data. Hal ini untuk mempermudah pelaksanaan penelitian. Adapun teknik
umum yang biasa digunakan adalah observasi, angket, wawancara, tes dan telaah
dokumen.
1.
Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu
teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan
dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keadaan (reliabilitas) dan
kesahihannya (validitasnya).[4]
Pengumpulan data dengan teknik ini dilakukan dengan
cara terjun secara langsung kelapangan dengan mengambil data secara langsung
(berhubungan langsung dengan masalah yang diangkat).[5]
Menurut cara pelaksanaan kegiatan observasi dan tujuan
dilakukannya, observasi dapat dibedakan ke dalam dua bentuk yaitu:
a.
Observasi
partisipatif
Dalam observasi partisipatif, observer ikut ambil
bagian dalam kegiatan obyeknya (observee) sebagaimana yang lain dan tidak
nampak perbedaan dalam bersikap. Jadi observer ikut aktif berpartisipasi pada
aktivitas dalam segala bentuk yang sedang diselidiki.[6]
b.
Observasi
non partisipatif
Jenis observasi ini, observer tidak melibatkan diri,
hanya saja pengamatan dilakukan secara sepintas pada saat tertentu kegiatan
observeenya. Pengamatan tidak terlibat ini, hanya mendapatkan gambaran obyek
sejauh penglihatan dan terlepas pada saat tertentu tersebut, tidak dapat
merasakan keadaan sesungguhnya yang terjadi pada observeenya.[7]
2.
Angket
atau questionnaire
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara
tertulis pula oleh responden.[8]
Questionnaire dapat
disebar luaskan sesuai keperluan pada setiap responden dalam waktu yang relatif
singkat. Questionnaire tidak memerlukan sistem bertatap muka dengan para
responden meskipun di dalam praktik sering ditemui sistem demikian sebagaimana
wawancara, hal demikian dilakukan untuk menghindari salah pengertian dalam
menafsirkan setiap pertanyaan ataupun dikehendakinya data dalam bentuk uraian.[9]
Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang
lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila
responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian
daftar pertanyaan.[10]
Sedangkan dipandang dari cara menjawabnya dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a.
Angket
Terbuka, yaitu angket yang dalam pelaksanaannya, peneliti memberi kesempatan
kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
b.
Angket
Tertutup, yaitu angket yang dalam pelaksanaannya, peneliti sudah menyediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih saja.[11]
3.
Wawancara
Wawancara adalah suata cara
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden
secara lebih mendalam serta jumlah respondennya sedikit.
Ada beberapa faktor yang akan
mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu; pewawancara, responden,
pedoman wawancara, dan situasi wawancara.
Pewawancara adalah petugas
pengumpulan informasi yang diharapkan dapat menyampaikan pertanyaan dengan
jelas dan merangsang responden untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatat
semua informasi yang dibutuhkan dengan benar.
Responden adalah pemberi informasi
yang diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap.
Situasi wawancara ini berhubungan
dengan waktu dan tempat wawancara. Waktu dan tempat wawancara yang tidak tepat
akan membuat pewawancara merasa canggung untuk mewawancarai, dan responden pun enggan
menjawab pertanyaaan.
Secara umum, wawancara dibagi
menjadi dua, yaitu; wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur.
Dalam wawancara berstruktur semua
pertanyaan telah dirumuskan sebelumnya, biasanya secara tertulis, wawancara ini
tidak membuka kebebasan pada responden untuk berbicara sesuka hatinya, jawaban
responden hanya terikat pada pertanyaan yang telah tersusun. Jenis wawancara
ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu; tujuan wawancara menjadi jelas dan
terpusat pada hal-hal yang telah ditentukan, jawaban mudah dicatat dan diberi
kode, dan data lebih mudah diolah.
Sedangkan dalam wawancara tak
berstruktur, daftar pertanyaan tidak dipersiapkan sebelumnya, atau telah dipersiapkan
tapi secara global saja. Dalam wawancara ini kebebasan adalah dasarnya,
sehingga responden dapat dengan mudah mengeluarkan segala sesuatu yang ingin
diungkapkannya, dan pewawancara memperoleh jawaban yang lebih luas. Namun pada
jenis wawancara ini data sukar untuk diolah dan diberi kode.[12]
4.
Telaah
Dokumen
Teknik telaah dokumen merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dokumen yang
diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dabandingkan dan dipadukan (sintesis)
membentuk suatu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh, jadi telaah
dokumen tidak sekedar mengumpulkan, menuliskan, atau melaporkan dalam bentuk
kuipan-kutipan tentang sejumlah dokumen yang dilaporkan dalam penelitian, tapi
juga menganalisis dokumen tersebut.[13]
Teknik
telaah dokumen ini ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian.[14]
Bahan dokumen secara eksplisit
berbeda dengan literatur. Literatur adalah bahan-bahan yang diterbitkan, baik
secara rutin maupun berkala. Sedangkan dokumen adalah informasi yang disimpan
atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter. Secara detail bahan dokumen terbagi menjadi beberapa
macam, yaitu; autobiografi, surat-surat pribadi, buku catatan atau harian,
memorial, kliping, dokumen pemerintah maupun swasta, cerita roman dan cerita
rakyat, film, mikrofilm, foto, dan sebagainya.[15]
5.
Tes
Tes merupakan salah satu dari
teknik pengumpulan data yang menggunakan seperangkat rangsangan (stimuli) yang
diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.
Tes dapat dibedakan ke dalam dua
jenis yaitu:
a. Tes lisan, yaitu berupa sejumlah
pertanyaan yang diajukan secara lisan tentang aspek-aspek yang ingin diketahui
keadaannya dari jawaban yang diberikan.
b. Tes tertulis, yaitu berupa sejumlah
pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin
diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan. Tes tertulis dibedakan dalam
dua bentuk berikut:
1) Tes essey, yaitu tes yang menghendaki
agar testee memberikan jawaban dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang
disusun sendiri.
2) Tes objektif, yaitu tes yang disusun di
mana setiap pertanyaan tes disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih.[16]
C. Instrumen Pengumpulan Data
Di dalam kamus besar bahasa
Indonesia, instrumen diartikan sebagai sarana penelitian (berupa seperangkat tes dsb.) untuk
mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan.[17] Jadi instrumen
pengumpulan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah untuk diolah.[18]
Adapun ketika kita berbicara mengenai kualitas data hasil penelitian, kita
perlu meperhatikan dua faktor utama yang mempengaruhinya. Maka dari itu ketika
seorang peneliti ingin mendapatkan kualitas data yang berkualitas dan terarah,
hendaknya ia melihat, memperhatikan dan mempertimbangkan secara matang dua
faktor penunjangnya, yaitu:
a.
Kualitas instrumen; Pada faktor ini hendaknya
nilai validitas dan reliabilitas instrumen yang dipakai harus teruji.
b.
Kualitas pengumpulan data; Pada faktor ini
hendaknya cara ataupun teknik yang digunakan harus sesuai dan tepat.
Namun,
jika instrumen yang dipakai sudah teruji validitas dan reliabilitasnya belum
tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen
tersebut tidak digunakan secara tepat dalam proses pengumpulan data.[19]
Sehubungan dengan pengukuran dalam rangka pengukuran dalam rangka
pengumpulan data, apabila alat ukur yang baku telah ada dan sudah mengetahui penempatan
dan cara penggunaannya, maka pengukuran dapat langsung dilakukan dengan memilih
alat ukur yang sesuai dengan kebutuhan pengukuran. Sebagai ilustrasi ketika
kita ingin mengumpulkan data tentang suhu badan, maka kita harus melakukan
pengukuran menggunakan termometer yang menjadi instrumennya. Dengan begitu kita
tidak akan bisa mengukur suhu badan menggunakan timbangan atau mistar. Begitu
juga apabila kita tidak tahu atau salah dalam memakai termometer tersebut, maka
ini juga tidak akan mendapatkan data suhu badan yang valid.
Secara ringkas terdapat ..... instrumen pengumpul data yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
1. Angket
Ada macam-macam bentuk angket
seperti yang telah di jelaskan di atas, yaitu: Angket tertutup, angket terbuka
dan angket model campuran.
a.
Angket
tertutup
Contoh:
Pernyataan
|
Alternative Jawaban
|
Siapa siapa pun, meski orang
sekalipun jika bertentangan dengan keinginan saya akan saya tentang.
|
a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Ragu-ragu
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
|
b.
Angket
terbuka
Contoh:
Bagaimanakah
pendapat saudara tentang pelaksanaan pemilu tahun lalu?[20]
2. Skala
Pada instrumen ini penataan data
dilakukan dengan alat seperti check list. Perbedaannya terletak pada
kategorisasi gejala yang dicatat. Di dalam daftar rating scale tidak
sekadar terdapat nama obyek yang diteliti dan gejala yang akan diselidiki, akan
tetapi tercantum juga kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang
setiap gejala tersebut. Penjenjangan mungkin mempergunakan skala 3, 5 dan 7.
Misal; baik, sedang, dan buruk (skala 3), atau dengan; sangat baik, baik,
sedang, buruk dan sangat buruk (skala 5), atau dengan; luar biasa, sangat baik,
baik, sedang, buruk, sangat buruk, luar biasa buruk (skala 7).[21]
Tentang skala ini, biasanya lebih mengacu
pada penskalaan yang dibuat oleh Rensist Likert yang dikenal dengan skala Likert,
yang menggunakan lima alternative perjenjangan dari kondisi yang sangat
favourable (sangat mendukung) hingga yang unfavourable (sangat tidak
mendukung). Misalnya dengan menggunakan model sangat setuju, setuju, ragu-ragu,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Contoh:
Pernyataan
|
Alternatif Jawaban
|
Manusia dilahirkan di
dunia sebenarnya nasibnya sudah ditentukan sebelumnya, hingga kita tidak usah
mengubahnya lagi.
|
a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Ragu-ragu
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
|
Selain itu juga terdapat model
skala sebagaimana yang dikembangkan oleh Inkels yang menyajikan alternatif
berdasarkan pada kualiatas nilai.
Contoh:
[22]
Pernyataan
|
Alternatif Jawaban
|
Jika
kebetulan anda sedang berkendaraan melewati jalan raya, dan di jalan itu baru
saja terjadi kecelakaan, tetepi si korban masih tergeletak di jalan, apa yang
akan anda lakukan?
|
a.
Langsung mendekati dan
membawanya ke rumah sakit
b.
Minta orang lain untuk
membawanya ke rumah sakit
c.
Membiarkannya dan pergi dari
lokasi kejadian.
|
3. Tes
1. Tes tulis
a.
Objektif
Contoh:
Meningkatnya
kecelakaan lalu lintas di DIY bukan hanya disebabkan oleh terhentinya operasi
zebra, tetapi juga di sebabkan?
a. Pengawas lalu lintas yang tidak pernah
kendor
b. Volume kendaraan di jalan makin
bertambah
c. Angkutan yang terlibat dalam pengaturan
lalu lintas dikurangi jumlahnya
d. Potensi lalu lintas belum dikerahkan
secara maksimal[23]
b.
Essay
Contoh:
Jelaskan secara singkat sejarah
sumpah pemuda!
2. Tes lisan
Contoh:
Apa yang anda ketahui tentang
sumpah pemuda?
4.
Daftar
cocok (checklist)
Daftar cocok adalah sebuah daftar
yang memuat nama observer disertai dengan jenis gejala yang akan diamati. Dengan
demikian penataan data dilakukan dengan sebuah daftar seperti tersebut, dengan
cara memberikan tanda cek pada gejala yang muncul.[24]
Misalnya ketika instrumen ini dipakai pada teknik observasi, peneliti sudah
mempersiapkan sebuah daftar cek dengan sedemikian rupa, baru kemudian peneliti
tersebut melakukan observasi. Pada saat observasi berjalan ataupun setelah
observasi selesai, peneliti memberikan tanda cek pada sejumlah gejala yang ada
pada daftarnya sesuai dengan apa yang dia amati.
Contoh:[25]
No.
|
Jenis
Aktivitas
|
Dilakukan
Secara
|
||
Sendiri
|
Dengan
Bantuan Orang Tua
|
Dengan
Bantuan Teman
|
||
1.
|
Memilih
sekolah
|
|
|
|
2.
|
Memilih teman
|
|
|
|
3.
|
Memilih istri
|
|
|
|
5.
Lembar
Pengamatan (observation sheet) atau Panduan Pengamatan (observation
schedule)
Panduan pengamatan berisi sebuah
daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.[26]
Sebagai contoh, observasi yang dilakukan di suatu sekolah, obyek yang akan
diamati ditulis dalam panduan tersebut secara berurutan dalam sebuah kolom yang
akan ditandai (tally), isi daftarnya adalah berbagai peristiwa yang
mungkin terjadi di sekolah tersebut seperti; kepala sekolah memberi pengarahan
kepada guru-guru, guru piket mengisi materi pada kelas yang pengajarnya
berhalangan hadir, petugas administrasi mengisi buku induk siswa. Bekerja
dengan panduan pengamatan seperti ini dinamakan sistem tanda (sign system),
data didapatkan berupa gambaran singkat (snapshot) mengenai situasi
warga sekolah dalam suatu hari tertentu.[27]
Contoh:[28]
No.
|
Objek Yang Diamati
|
Pilihan
|
Keterangan
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1.
|
Ketua kelompok memberi
giliran secara adil
|
|
|
|
2.
|
Ketua kelompok aktif
memotivasi anggotanya
|
|
|
|
3.
|
Ketua kelompok berlaku
tegas menegur anggota
|
|
|
|
6.
Pedoman
wawancara
Pedoman wawancara berisi tentang
uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar
proses wawancara dapat berjalan dengan baik.[29]
7.
Lembar
Analisis
Lembar analisis memuat sejumlah
butir pertanyaan atau pernyataan tentang aspek yang akan diukur dari dokumen.[30]
6.
KESIMPULAN
7.
PENUTUP
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Penelitian
Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas, Yogyakarta: Aditya Media,
2012.
,
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,
1998.
,
Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya,
2006, Cet. 16.
Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitif,
Jakarta: Kencana, 2010.
Idrus, Muhammad, Metode
Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2009.
Mustofa, Bisri, dan Tin Tisnawati,Teknik Menulis
Karya Ilmiah Menghadapi Sertifikasi,Semarang: Ghyyas Putra, 2009.
Margono, S., Metodologi
Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.
Nasution, S., Metode Research
(Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara, 2011, Cet. 12.
Purwanto, Instrumen Penelitian
Sosial dan Pendidikan Pengembangan dan Pemanfaatan, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010, Cet. 2.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Rahmawati, Yunita, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Pembelajaran Bahasa Arab,
Semarang: Walisongo Press,
2011.
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel
Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta, 2007.
Subagyo, P. Joko, Metode
Penelitian Dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Suranto, Metodologi Penelitian dalam Pendidikan
dengan Program Spss, Semarang: Ghyyas Putra, 2009.
Trianto, Pengantar Penelitian
Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Jakarta:
Prenada Media, 2010.
Widoyoko, Eko Putro, Evaluasi Program Pembelajaran,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
No comments:
Post a Comment