SUGENG RAWUH SEDEREK-SEDEREK
SELAMAT MENIKMATI

Laman

Search This Blog

Sunday, November 2, 2014

Makalah Pengertian, dasar dan tujuan pendidikan Islam



I.       PENDAHULUAN
Sejak manusia menghendaki akan taraf kemajuan dalam kehidupannya, maka sejak itu timbullah gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Maka dalam hal itu sejarah pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi demi generasi yang sejalan dengan tuntutan masyarakatnya.
Dalam permasalahan pokok yang selama ini kita jumpai sebagai masyarakat beragama islam, sangatlah di butuhkan sebuah perantara dalam menjamahnya untuk bisa keluar dari permasalahan-permasalahan tersebut. Dan dalam hal ini “Ilmu Pendidikan Islam” diharapkan untuk bisa menjadi mediator kita didalam menjalani dan menghadapi permasalahan-permasalahan yang selama ini muncul. Dari pada itu pada pembahasan makalah kali ini kami akan memberikan sedikit ulasan mengenai, apa itu pendidikan islam? Dasar-dasar apakah yang dipakai didalamnya? Dan apa tujuan dari pendidikan islam itu sendiri?.
II.      RUMUSAN MASALAH
          A. Pengertian Pendidikan Islam
            B. Dasar Pendidikan Islam
            C. Tujuan Pendidikan Islam
III.    PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendidikan Islam
1.      Pengertian Etimologi Pendidikan Islam
Pendidikan dalam wacana keislaman lebih populer dengan istilah tarbiyyah, ta’lim, dan ta’dib. Masing-masing istilah tersebut memiliki pengertian sendiri, yaitu:
a.       Tarbiyyah
Menurut Abdurrahman An-Nahlawi bahwa di dalam bahsa arab kata at-tarbiyyah memiliki tiga akar kata, yaitu:
1.      Rabba yarbu tarbiyah,yang memiliki makna tambah, yang artinya pendidikan yang merupakan proses menumbuhkan.
2.      Rabiya yarbu, yang berarti menjadi besar.
3.      Rabba yarubbu, yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara.
Dari ketiga asal kata diatas dapat di simpulkan bahwa pendidikan (tarbiyyah) terdiri dari empat unsur yaitu:
1.      Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang baligh.
2.      mengembangkan seluruh potensi dan kesiapan yang bermacam-macam.
3.      Menyerahkan fitrah dan potensi menuju kepadda kebaikan dan kesempurnaan yang layak baginya.
4.      Prosesnya dilaksanakan secara bertahap.[1]
b.      Ta’lim
Ta’lim terbentuk dari mashdar ‘allama, yang artinya pengajaran. Pendidikan (tarbiyyah) tidak saja bertumpu pada domain kognitif, tetapi juga efektif dan psikomotorik. Sementara pengajaran (ta’lim) lebih mengarah kepada aspek kognitif dan efektif.
Menurut Muhammad Rosyid Ridho ta’lim adalah proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.[2]
c.       Ta’dib
Ta’dib disini diartikan dengan pendidikan sopan santun, tata krama, adab, budi pekerti, akhlak, etika, dan moral.[3] Ta’dib yang seakar dengan kata adab memiliki arti pendidikan peradaban atau kebudayaan.
Menurut Al-NaquibAl-Attas, ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing kearah Tuhan.
2.      Pengertian Terminologi Pendidikan Islam
Pendidikan islam secara terminologi  menurut SA. Ibrahim menyatakan bahwa, pendidikan islam adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya dengan idiologi islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran islam.
                       
B.     Dasar Pendidikan Islam
Yang dimaksud dasar pendidikan Islam adalah pandangan hidup yang melandasi seluruh aktifitas pendidikan.[4]
Dasar pendidikan Islam merupakan landasan operasional untuk merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan Islam. Menurut Hasan Langgulung, dasar pendidikan Islam ada enam, yaitu historis, sosiologis, ekonomi, politik dan administrasi, psikologis, dan filosofis. Keenam dasar itu berpusat pada dasar filosifis.[5]
Untuk menentukan dasar pendidikan Islam, selain pertimbangan tersebut juga tidak lepas dari pertimbangan teologis seorang Islam. Dalam Islam, dasar operasional segala sesuatu adalah agama, sebab agama menjadi frame bagi setiap aktivitas yang bernuansa keislaman. Dengan Agama, semua aktivitas kependidikan menjadi lebih bermakna, mewarnai dasar lain, dan bernilai ubudiyah.[6]
1.      Dasar Pendidikan Islam yang Berpusat pada Dasar Filosofis
a.      Dasar Historis
Dasar historis adalah dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18, yang artinya “Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”

b.      Dasar Sosiologis
Dasar sosiologis adalah dasar yang memberikan kapada sosio-budaya, yang mana dengan sosiobudaya itu pendidikan dilaksanakan. Dasar ini juga berfungsi sebagai tolok ukur dalam prestasi belajar. Artinya, tinggi rendahnya suatu pendidikan dapat diukur dari tingkat relevansi output pendidikan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak kehilangan konteks atau tercerabut dari akar masyarakatnya. Prestasi pendidikan hampir tidak berguna jika prestasi itu merusak masyarakat. Demikian juga, masyarakat yang baik akan menyelenggarakan format pendidikan yang baik pula.

c.       Dasar Ekonomi
Dasar Ekonomi adalah yang memberikan perspektif tentang potensi-potensi financial, menggali, dan mengatur sumber-sumber serta bertanggungjawab terhadap rencana dan anggaran pembelanjaannya. Dikarenakan pendidikan dianggap suatu yang luhur maka sumber-sumber financial dalam menghidupkan pendidikan harus bersih, suci, dan tidak bercampur dengan harta benda yang subhat. Ekonomi yang kotor akan menjadikan ketidakberkahan hasil pendidikan.

d.      Dasar Politik dan Administratif
Dasar politik dan administrasi adalah dasar yang memberikan bingkai ideologis yang digunakan sebagai dasar bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan direncanakan bersama. Dasar politik akan menjadi pentting untuk pemerataan pendidikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dasar ini juga berguna untuk menentukan kebijakan umum (‘ammah) dalam rangka kemaslahatan bersama, bukan hanya untuk golongan atau kelompok tertentu. Sedangkan dasar administrasi berguna untuk memudahkan pelayanan pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan teknis dalam pelaksanaannya.

e.       Dasar Psikologis
Dasar Psikologis adalah dasar yang memberikan informasi tentang bakat, minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi, serta sumber daya yang lain. Dasar ini berguna juga untuk mengetahui tingkat kepuasan dan kesejahteraan batiniyah pelaku pendidikan, agar mereka mampu meningkatkan prestasi dan kompetisi dengan cara yang baik dan sehat.[7]

2.      Dasar Pendidikan Islam dari Pertimbangan Teologis Islam
Dasar ini bisa disebut juga sebagai dasar religius. Dasar religius adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Agama menjadi frame bagi semua dasar pendidikan Islam.  Aplikasi dasar-dasar yang lain merupakan bentuk realisai diri yang bersumberkan dari agama dan bukan sebaliknya. Apabila agama Islam menjadi frame bagi dasar pendidikan Islam, maka semua tindakan kependidikan dianggap sebagai suatu ibadah.[8]
Karena pendidikan menduduki posisi terpenting dalam kehidupan manusia, maka ilmu pendidikan Islam memilih Alquran dan Hadits sebagai dasarnya. Mengapa orang Islam meletakkan Alquran dan hadits menjadi dasar pendidikannya, jawabannya adalah karena kedua sumber tersebut dijamin kebenarannya.[9]
Islam sebagai pandangan hidup yang berdasarkan nilai-nilai Ilahiyah, baik yang termuat dalam Alquran maupun Sunnah Rasul diyakini mengandung kebenaran mutlak yang bersifat transendental, universal dan eternal (abadi), sehingga secara akidah diyakini oleh pemeluknya akan selalu sesuai dengan fitrah manusia, artinya memenuhi kebutuhan manusia kapan dan dimana saja (likulli zamanin wa makanin).[10]
C.    Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan merupakan masalah inti dalam pendidikan dan saripati dari seluruh renungan pedagogik. Dari sini dapat kita dipahami, bahwa tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan jalannya pendidikaan, sehingga perlu dirumuskan sebaik-baiknya sebelum semua kegiatan pendidikan dilaksanakan.
Dalam tujuan pendidikan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, sebagai berikut:
1.      Tujuan tertinggi dan terakhir
Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan kerena sesuaidengan konsep Ilahi yang mengandung kebenaran muthlak dan universal. Tujuan tertinggi dan terakhir ini pada dasarnya sesuai dengan tujuan hidup dn peranannya sebagai ciptaan Allah SWT.
2.      Tujuan umum
Tujuan ini lebih bersifat realistik dan berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur karena menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian subyek didik, sehingga mampu menghadirkan dirinya sebagai sebuah  pribadi yang utuh. Itulah yang disebut realisasi diri (self realization).
3.      Tujuan khusus
Tujuan khusus ialah pengkhususan operasionalisasi tujuan nomer pertama (tujuan tertinggi dan terakhir) dan kedua (tujuan umum) dalam pendidikan islam. Tujuan khusus bersifat relatif, sehingga dimungkinkan unutuk diadakan perubahan dimana perlu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan, selama tetap berpijak pada kerangka tujuan tertinggi, terakhir dan umum itu.[11]
Tujuan sebagai arah perkembangan subyek didik haruslah disesuaikan dengan tingkat perkembangan, kebutuhan, perasaan, perhatian, dan bahkan lingkungan subyek didik tersebut. Oleh karena itu pendidikan islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian  subyek didik.[12]
Menurut Muhammad Fadhil Al-Jamaly, tujuan pendidikan islam yang berdasarkan Al-Qur’an meliputi:
1.      Menjelaskan posisi peserta didik sebagai manusia diantara makhluk Allah lainnya, dan tanggung jawabnya dalam kehidupan ini.
2.      Menjelaskan hubungannya sebagai makhluk sosial dan tanggung jawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
3.      Menjelaskan hubungan manusia dengan alam, dan tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memakmurkan alam semesta.
4.      Menjelaskan hubungannya dengan Sang Kholiq sebagai pencipta alam semesta.[13]
Kongres se-Dunia ke II tentang pendidikan islam tahun 1980 di Islamabad, menyatakan bahwa:
“Tujuan pendidikan islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia (peserta didik) secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran (intelektual), diri manusia yang rasiona; perasaan dan indera. Karena itu pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik; aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiyah, dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif; dan mendorong semua aspek tersebut berkembang kearah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia”
Berdasarkan rumusan diatas, dapat dipahami bahwa pendidikan islam merupakan proses membimbing dan membina fitrah peserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai muslim paripurna (insan al-kamil). Melalui sosok pribadi yang demikian, peserta didik diharapkan akan mampu memadukan fungsi iman, ilmu, dan amal secara integral bagi terbinanya kehidupan yang harmonis, baik dunia maupun akhirat.[14]

IV.    KESIMPULAN
Demikianlah pembahasan kita seputar pengertian, dasar, dan tujuan ilmu pendidikan islam. Dan dari itu kita dapat menyimpulkan bahwa pendidikan islam sangatlah penting bagi kita umat beragama islam sebagai sarana mengapresiasikan segala curahan dalam mendidik diri maupun orang lain. Karena pendidikan islam mempunyai dasar-dasar yang tidak bisa kita ragukan lagi ke relevanannya.
Oleh sebab itu sorot tujuan pendidikan islam sangatlah relevan dan ideal bagi kita dalam menjalani proses pengembangan potensi diri secara baik dan terarah, karena pendidikan islam sendiri telah berlandaskan dasar-dasar yang relevan juga. Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang bersifat manusiawi, dan tidaklah terkait waktu dan tempat, karena sifatnya yang terus-menerus.

V.      PENUTUP
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segenap kemampuan kepada para hamba-hambaNya, sehingga dalam hal ini kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan usaha dan upaya yang kami punya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangatlah kami harapkan adanya, untuk kepentingan kita bersama agar bisa menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Dan semoga apa yang telah kita pelajari mendapatkan ridho dari Allah SWT. Amin














DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
Al-Rosyidin dan Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005.
Arifin, H. M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Muhimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2005.
Umar, Bukhori, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2010.
Yunus, Muhammad, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: YP3A, 1973.

No comments:

Post a Comment