SUGENG RAWUH SEDEREK-SEDEREK
SELAMAT MENIKMATI

Laman

Search This Blog

Sunday, November 2, 2014

Makalah metode dan teknik dalam pendidikan Islam



I.                  PENDAHULUAN
Manusia dalam kenyataan hidupnya menunjukan bahwa ia membutuhkan suatu proses belajar yang memungkinkan dirinya untuk menyatakan eksistensinya secara utuh dan seimbang. Manusia tidak dirancang oleh Allah SWT. untuk dapat hidup secara langsung tanpa proses belajar terlebih dahulu untuk memahami jati dirinya dan menjadi dirinya.
Dan dalam proses belajar mengajar semua pendidik membutuhkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, karena sebagus apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara memuaskan atau tidak, bahkan sering disebutkan cara atau metode kadang lebih penting daripada materi itu sendiri. Oleh karena itu pemeliharaan metode pendidikan Islam harus dilakukan secara cermat.
      Dalam makalah ini kami paparkan metode-metode serta teknik dalam pendidikan islam, untuk didiskusikan bersama serta untuk bekal kita sebagai calon pendidik.

II.               RUMUSAN MASALAH
A.    Definisi Metode Pendidikan Islam
B.     Tujuan dan Fungsi Metode Pendidikan Islam
C.     Bentuk Metode dan Teknik Pendidikan Islam

III.           PEMBAHASAN
A.    Definisi Metode Pendidikan Islam
Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu metha dan hodos. Metha berarti melewati atau melalui, dan hodos berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yanag harus dilalui untuk melalui tujuan tertentu. Dalam bahasa arab, metode disebut thoriqoh, mengajar berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran.
            Para ahli memberikan beberapa definisi tentang metode mengajar sebagai berikut:
1.      Hasan langgulung mengemukakan bahwa metode mengajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pengajaran.
2.      Abdurrahman ghunaimah mendefinisikan metode mengajar dengan cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
3.      Al Abrasyi mengemukakan pengertian metode mengajar sebagai jalan yang di ikuti untuk memberikan pengertian kepada murid-murid tentang segala macam materi dalam berbagai pelajaran.
Sedangkan metode pendidikan islam adalah cara-cara yang digunakan dalam mengembangkan potensi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan islam.[1]
Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaimana seorang pendidik dapat memahami hakikat metode dan relevansinya dengan tujuan utama pendidikan islam, yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah SWT.[2]
B.     Tujuan dan Fungsi Metode Pendidikan Islam
Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantap.
Di samping tujuan, metode pendidikan islam merupakan bagian yang penting dari pendidikan islam itu sendiri dan metode pendidikan islam  memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1.      Mengarahkan keberhasilan belajar.
2.      Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat.
3.      Mendorong usaha kerjasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik.
4.      Memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang seiring dengan tujuan pendidikan islam.[3]

C.    Bentuk Metode dan Teknik Pendidikan Islam
Metode biasanya disandingkan dengan teknik, yang mana keduanya saling berhubungan. Metode pendidikan islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi. Sedangkan teknik adalah langkah-langkah konkret pada waktu seorang pendidik melaksanakan metode tersebut.
Bentuk-bentuk metode pendidikan islam yang relevan dan efektif dalam pengajaran ajaran islam ada enam, yaitu:
1.      Metode diakronis
Suatu metode mengajar ajaran islam yang menonjolkan aspek sejarah. Metode ini memberi kemungkinan adanya studi komparatif tentang berbagai penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan yang relevan, memiliki sebab akibat atau kesatuan yang integral. Lebih lanjut peserta didik dapat menelaah kejadian sejarah dan mengetahui lahirnya tiap komponen. Wilayah metode ini lebih terarah pada aspek kognitif.
2.      Metode sinkronis-analitis
Suatu metode pendidikan islam yang memberi kemampuan analisis teoritis yang sangat berguna bagi perkembangan keimanan dan mental-intelek. Metode ini tidak semata-mata mengutamakan segi pelaksanaan atau aplikasi praktis. Teknik pengajarannya meliputi diskusi, lokakarya, seminar, kerja kelompok, resensi buku, lomba karya ilmiyah dll.
3.      Metode problem solving (hill al musykilat)
Metode ini merupakan pelatihan peserta didik yang dihadapkan pada berbagai masalah suatu cabang ilmu pengetahuan dengan solusinya.
4.      Metode empiris
Suatu metode mengajar yang memungkinkan peserta didik mempelajari ajaran islam melalui proses realisasi, aktualisasi, serta internalisasi norma-norma dan kaidah islam melalui proses aplikasi yang menimbulkan interaksi sosial. Secara deskriptif, proses-proses interaksi dapat di rumuskan dalam suatu sistem norma baru.
5.      Metode induktif (al istiqro’iyyah)
Metode yang dilakukan oleh pendidik dengan cara mengajarkan materi yang khusus (juziyyah) menuju pada kesimpulan yang umum. Tujuan metode ini adalah agar peserta didik bisa mengenal kebenaran-kebenaran dan hukum-hukum umum setelah melalui riset.
6.      Metode deduktif
Metode yang dilakukan oleh pendidik dalam pengajaran agama islam melalui cara menampilkan kaedah yang umum kemudian menjabarkannya dengan berbagai contoh masalah sehingga menjadi terurai.
Realisasi dari metode pendidikan islam di atas dapat di aplikasikan dengan cara-cara praktis yang disebut denagn teknis pandidikan islam.adapun teknik-teknik pendidikan islam adalah
1.      Teknik periklanan (al-ikhbariyah) dan teknik pertemuan (al-muhadoroh).
Teknik yang dilakukan dengan cara memasang iklan, pemberitahuan, pengumuman, ataupun dapat dilakukan dengan tatap muka langsung antara perseta didik dengan pendidik. Untuk merealisasikan teknik ini dapat digunakan cara-cara seperti berikut :
a.       teknik ceramah (lecturing/al mawidoh)
implikasi teknik mawidoh dalam pendidikan islam adalah pemberian dan penyampaian informasi yang dapat memberikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk mengajarkan suatu kebaikan agar tercapainya kemaslahatan umat dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT.
b.      Teknik tulisan (al kitabah)
Yaitu teknik yang dilakukan dengan cara menyebarkan informasi kepada peserta didik melalui resume tulisan, brosur-brosur atau yang lainnya.Teknik ini bisa digunakan sebagai ganti dari tatap muka bila pendidik berhalangan.[4]



2.      Teknik dialog (al-hiwar)
Dialog adalah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih mengenai suatu topik.[5]
 Teknik ini dilakukan dengan penyajian suatu topik masalah yang dilakukan melalui dialog antara pendidik dan peserta didik.Untuk merealisasikan teknik dialog dapat digunakan teknik-teknik sebagai berikut :
a.       Teknik tanya jawab (al-as’ilah wa ajwibah)
Yaitu teknik yang dilakukan dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat membimbing orang yang di tanya untuk mengemukakan kebenaran dan hakekat yang sesungguhnya.
b.      Teknik diskusi (al-niqasiy)
Dalam teknik ini pendidik memberikan kesempatan pada peserta didiknya untuk mengadakan pembicaraan ilmiah baik secara individu maupun berkelompok. Dan mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan suatu masalah.
c.       Teknik debat (al-mujadalah)
Teknik ini sebenarnya hampir sama dengan diskusi, hanya saja teknik ini diikuti oleh peserta yang heterogen, yang mungkin berbeda idologi, agama, prinsip, filsafat hidup, atau perbedaan-perbedaan lainnya. Tujuan diterapkan teknik jidal adalah untuk mempengaruhi atau bahkan memaksa peserta agar mengikuti keinginannya, sehingga sifat teknik ini terkesan saling menjatuhkan dan mengalahkan lawan, serta ingin mempertahankan pendapat pribadi.
d.      Teknik sumbang saran (brainstorming)
Yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengajar yang mana seorang pendidik di dalam kelas melontarkan sejumlah pertanyaan dan masalah untuk kemudian peserta didik dituntut untuk menjawab dan menyatakan pendapat atau berkomentar.[6]
3.      Teknik bercerita (al-qisoh)
Yaitu teknik yang dilakukan dengan cara bercerita mengungkapkan peristiwa-peristiwa bersejarah yang mengandung ibroh (nilai moral, sosial, dan rohani) bagi seluruh umat manusia di segala tempat dan zaman. Baik mengenai kisah yang bersifat kebaikan maupun kisah kedholiman di masa lalu.[7]
Dalam pendidikan islam kisah mempunyai fungsi edukatif yang tidak dapat di ganti dengan bentuk penyampaian lain karena kisah selalu memikat pembaca maupun pendengar untuk mengikuti peristiwanya dan kisah-kisah itu bertujuan menguatkan keimanan kaum muslim.[8]
4.      Teknik perumpamaan (al-amsal)
Pendidikan dengan teknik ini dilakukan dengan menyamarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang kebaikan dan keburukannya telah diketahui secara umum.[9]
 Metode ini mempunyai kelebihan karena dapat memberi pemahaman konsep abstrak bagi peserta didik, serta dapat memberi kesan dan bekas yang mendalam tehadap perumpamaan yang diberikan,serta membawa pemahaman rasional yang mudah di pahami, dan teknik ini dapat direalisasikan dengan cara:
a.       Simbolisme verbal
Yaitu teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan bahasa-bahasa simbol yang dapat menarik minat pendengar. Teknik simbolisme verbal dapat berupa puisi, prosa, pantun, syair, cerpen, karikatur, dan sebagainya.
b.      Teknik karya wisata (ar-rihlah al-ilmiah)
Yaitu teknik yang dilakukan dengan cara penyajian suatu bahan pelajaran dengan membawa peserta didik pada objek yang akan dipelajari secara langsung diluar kelas.[10]
5.      Teknik keteladanan (al-qudwah)
Pendidikan dengan metode keteladanan berarti pendidik tidak hanya berceramah, berkhutbah, atau berdiskusi tetapi memberi contoh baik berupa tingkah laku, sifat, dan sebagainya. Banyak ahli pendidikan berpendapat bahwa pendidikan dengan keteladanan merupakan metode yang paling berhasil guna hal itu karena dalam belajar, pada umumnya orang lebih mudah menangkap yang kongkrit dari pada yang abstrak.[11]
6.      Teknik pembiasaan (al-mumarosah al-amal)
Inti pembiasaaan ialah pengulangan. Teknik ini sebenarnya cukup efektif, karena jika seseorang telah memiliki kebiasaan tertentu akan dapat melaksanakannya dengan mudah dan senang hati. Aplikasi dari teknik ini adalah dengan proses penanaman kebiasaan berupa pekerjaan kepada peserta didik secara continue. Metode ini sangat efektif untuk pengajaran akhlak, pembinaan sikap dan mental yang baik.[12]
7.      Teknik pengambil pelajaran dari suatu peristiwa (ibroh)
Pendidikan dengan ibroh dilakukan oleh pendidik dengan mengajak peserta didik untuk mengetahui inti sari suatu perkara yang disaksikan, diperhatikan, diinduksi, ditimbang-timbang, diukur dan diputuskan oleh manusia secara nalar, sehingga kesimpulannya dapat mempengaruhi hati.[13]
Disini peserta didik dididik untuk mandiri dapat mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya.
8.      Teknik pemberian janji dan ancaman (targhib wa tarhib)
Targhib adalah harapan serta janji yang diberikan kepada peserta didik yang bersifat menyenangkan dan merupakan kenikmatan karena mendapat penghargaan, sebaliknya tarhib merupakan ancaman pada peserta didik bila ia melakukan suatu tindakan yang menyalahi aturan.
9.      Teknik koreksi dan kritik (al tanqibiyah)
Teknik yang dilakukan dengan cara pembahasan dan penyelidikan terhadap suatu topik materi dalam suatu buku, atau pendapat seorang guru yang disuguhkan kepada peserta didik untuk kemudian dikrtisi dan dibanding-bandingkan dengan pendapat atau buku yang lain. Aplikasi dari teknik ini dapat berupa resensi buku.
10.  Teknik perlombaaan (al musabaqah)
Yaitu teknik yang dilakukan dengan cara memberikan pelajaran kepada peserta didik melalui upaya yang bersifat kompetisi antara peserta didik satu dengan peserta didik yang lain.[14]

IV.           KESIMPULAN
Begitu pentingnya metode dalam pendidikan islam, dari itu kita dapat mengetahui dan menyimpulkan definisi tentang metode serta tujuan dan fungsi metode dalam makalah ini.
Dan mengetahui pula bentuk dari metode yang berjumlah enam metode, yaitu: metode diakronis, metode sinkronis-analitis, metode problem solving (hill al musykilat), metode empiris, metode induktif (al istiqro’iyyah), metode deduktif. Serta pengejawantahan metode itu dengan teknik-teknik yang telah kami paparkan.

V.               PENUTUP
Alhamdulillah puji syukur atas rahmat dan izin Allah dengan selesainya makalah ini. Sebagai manusia biasa, kami sadar makalah ini belum sempurna adanya. Maka dari itu, kritik serta saran kami harapkan untuk pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua yang mempelajarinya. Amin  






    DAFTAR KEPUSTAKAAN

Mujib, Abdul, Muzakir , Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006.
Noer, Hery Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999.
Udiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid I, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Umar, Bukhari, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2010.

1 comment: